REVIEW BUKU "MENUJU FILSAFAT ILMU"
oleh aqidatul izzah
"siapa yang menguasai pengetahuan, maka ia akan menguasai dunia" inilah kalimat pertama dalam buku menuju filsafat ilmu karya Muhammad In'am Esha, beliau menulis buku ini sebagai buku bacaan dikalangan mahasiswa dikarenakan buku ini disajikan dengan bahasa dan gagasan yang cocok untuk para mahasiswa yang baru saja ingin mengetahui tentang ilmu filsafat islam. Buku ini diterbitkan oleh UIN-Maliki press dan memiliki tujuh bab.
Pada bab pertama yang berjudul kuasa dan Hasrat pengetahuan ini berisi tentang bahwasanya untuk bisa menguasai dunia kita harus memiliki banyak pengetahuan tentang dunia ini, seperti contohnya munculnya peradaban mesir, Persia, romawi, Yunani, islam dll. Pada saat ini pun negara-negara bagian eropa pun sebagai kiblat pengetahuan padahal yang dulunya islamlah yang menguasai pengetahuan dan justru dahulu dahulu bangsa barat belajar dari negara islam tapi mengapa sekarang menjadi kebalikannya?
Berbicara kekuasaan, bisa kita ketahui bahwasanya puncak kekuasaan ilmu terletak pada ilmu antariksa dikarenakan didalamnya terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi dan oleh sebab itu kita sebagai bangsa timur banyak yang berguru kebangsa barat dikarenakan ilmu teknologi disana sangatlah maju. Seperti sekarang ini yang dialami china, bahasa mandarin merupakan bahasa china dan banyak orang yang belajar bahasa tersebut karena ingin berguru disana.
Dalam kajian ilmiah modern yang dikaji oleh ilmuwan barat modern yaitu Foucault, dia bukanlah muslim tetapi dia memiliki sebuah kata-kata dari seorang tokoh muslim yang sangat masyhur yaitu Ali bin abi Thalib yang selalu memotivasinya adalah undhur maa qoola wa laa tandhur man qoola. Lihatlah apa yang dikatakan jangan melihat siapa yang berkata. Dari sini kita mengetahui bahwasanya bangsa barat pun pernah berkiblat kepada kita.
Pasti kita-kita pernah bertanya tentang ap aitu pengetahuan?, mengapa adanya pengetahuan?, dan mengapa manusia berpengetahuan? Ada baiknya kita akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini terlebih dahulu. Beberapa waktu sebelum diciptakan, manusia (nabi adam a.s) telah diangkat oleh Allah S.W.T sebagai khalifah dibumi ini, dan tentu saja manusia mempunyai keistimewaan disbanding makhluk lainnya, dan manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna dari makhluk lainnya atau yang sering kita dengar yaitu (ahsanil khaliqin).
Manusia juga diberi bekal kemampuan, kemampuan ini bisa berkembang ataupun tidak, jadi masalah berkembang atau tidak berkembang, semua itu tergantung pada individualnya.
Allah memberikan alat untuk pengetahuan kita seperti telinga, indra penglihatan, akal dll, sifatnya pengetahuan disini ialah statis dan untuk mengubahnya agar tidak statis atau dinamis, diperlakukan gaya pendorong, yaitu sikap ingin tahu tersebut, dari sini kita mengetahui bahwa sikap keingin tahuan kita terhadap hal merupakan hal yang penting dikarenakan inilah salah satu yang membuat pengetahuan kita menjadi berkembang.
Disini kita akan membahas tentang jika manusia sudah diberikan alat untuk berpengetahuan seperti akal, indra, dan hati apakah alat-alat pengetahuan ini mampu membimbing manusia untuk mendapat pengetahuan yang benar?, pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang disepakati bagi para filsuf. Pertanyaan ini dijawab oleh Skeptisisme Phyrro menegaskan bahwasanya alat-alat yg dipunyai manusia seperti indra sering melakukan kesalahan, maka tidaklah mungkin manusia mendapatkan pengetahuan yang benar dan meyakinkan.
Pemikiran Phyrro dibantah oleh para filsuf yang bersifat optimis, para filsuf ini berpendapat bahwa tatkala orang yang meragukan kebenaran pengetahuan maka sebenarnya filsuf itu sedang melakukan salah satu hal ysitu "pengetahuan itu adalah meragukan" , secara logis orang tersebut mengakui kebenarannya aka nadanya pengetahuan bahwa manusia tidak dapat memperoleh pengetahuan yang benar dan meyakinkan. Itu adalah kebenaran yang mereka akui.