Mohon tunggu...
Aqidatul Izzah Taufiq
Aqidatul Izzah Taufiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pemberian Asi Eksklusif guna Mendukung Pembangunan Kesehatan Nasional

23 Agustus 2022   04:50 Diperbarui: 23 Agustus 2022   11:12 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kementerian Kesehatan membuat 15 indikator sasaran strategis yang kemudian dibentuklah lima strategi untuk mencapai indikator sasaran strategis tersebut, yaitu peningkatan kesehatan ibu, anak dan kesehatan reproduksi; percepatan perbaikan gizi masyarakat untuk pencegahan dan penanggulangan permasalahan gizi ganda; peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit; pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS); dan penguatan sistem kesehatan. 

Target persentase bayi kurang dari 6 bulan mendapat ASI eksklusif masuk ke dalam bagian dari strategi peningkatan kesehatan ibu, anak dan kesehatan reproduksi. Target capaian selama lima tahun adalah 2020 (40%), 2021 (45%), 2022 (50%), 2023 (55%), dan 2024 (60%). Pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan seorang anak merupakan salah satu indikator program pemerintah dalam melaksanakan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam rangka seribu hari pertama kehidupan (Gerakan 1.000 HPK). Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga bagian dari pelaksanaan standar emas pemberian makanan bayi dan anak (PMBA) yang direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF.  

Berbagai kegiatan telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan untuk mencapai target presentase pemberian ASI eksklusif untuk bayi kurang dari 6 bulan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: 

  1. Sosialisasi terkait menyusui setiap tahun yang dilakukan melalui Pekan Menyusui Dunia kepada seluruh lintas program dan lintas sektor, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, penggiat ASI dan umum.

  2. Pelatihan ToT PMBA untuk 60 peserta dari 30 provinsi dan pusat. 

  3. Penyusunan modul dan kurikulum pelatihan jarak jauh konseling PMBA, sebagai alternatif pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan.

  4. Update modul dan kurikulum konseling menyusui yang disesuaikan dengan panduan dari BPPSDM Kesehatan supaya dapat dilaksanakan di seluruh Indonesia.

  5. Penyusunan pedoman gizi seimbang untuk ibu hamil dan ibu menyusui.

  6. Pengembangan website untuk telekonseling PMBA sebagai alternatif dalam pelaksanaan konseling di masa pandemi. 

Dampak Positif Pemberian ASI Eksklusif bagi Negara 

Masuknya pemberian ASI eksklusif untuk bayi kurang dari 6 bulan dalam strategi peningkatan kesehatan ibu, anak dan kesehatan reproduksi oleh Kementerian Kesehatan tidaklah semata-mata karena adanya manfaat individu bagi ibu dan bayi; namun hal itu juga dikarenakan pemberian ASI eksklusif memiliki manfaat bagi keberlangsungan suatu negara. Manfaat pemberian ASI eksklusif untuk bayi kurang dari 6 bulan bagi negara antara lain adalah: 

Menurunkan Angka Kesakitan dan Kematian Bayi

Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwasannya ASI memiliki kemampuan dalam memberikan perlindungan kepada bayi dari penyakit infeksi seperti diare, otitis media, serta infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah. ASI yang diberikan pada anak menjadikan anak memiliki volume tinja lebih sedikit, frekuensi diare lebih sedikit, dan lebih cepat sembuh dibandingkan anak-anak yang tidak mendapatkan asupan ASI secara cukup. 

ASI yang diberikan kepada bayi dapat memberikan perlindungan terhadap bayi dari diare dan kontaminasi makanan yang tercemar bakteri, memperoleh antibodi terhadap shigela dan imunitas seluler dari ASI, mendorong pertumbuhan flora usus yang berkompetisi terhadap bakteri. Antibodi Heliocobacterjejuni yang terdapat pada ASI akan melindungi bayi dari diare. Resiko menderita diare Heliocobacterjejuni pada anak yang tidak mendapatkan ASI dapat 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang mendapatkan ASI. 

Menghemat Devisa Negara

ASI bisa dianggap sebagai suatu kekayaan nasional. Diperkirakan negara bisa menghemat devisa hingga 8,6 milyar apabila semua ibu menyusui. Anggaran 8,6 milyar tersebut adalah anggaran yang seharusnya digunakan sebagai pajak dan royalti untuk membeli susu impor. Devisa tersebut akan dapat dihemat karena dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak memerlukan lagi susu formula dalam jumlah besar untuk setiap bayi yang dilahirkan. 

Mengurangi Subsidi Untuk Rumah Sakit

Subsidi bagi rumah sakit dapat berkurang karena rawat gabung ibu dan bayi dapat memperpendek lama rawat, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial, serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak yang sedang sakit. Anak yang mendapatkan ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan anak yang mendapatkan susu formula. 

Peningkatan Kualitas Generasi Penerus 

Anak yang mendapatkan ASI bisa mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Tumbuh kembang anak yang optimal menjadikan terjaminnya kualitas generasi penerus bangsa di masa depan. ASI sangat bermanfaat sebagai nutrisi, meningkatkan daya tahan tubuh dan kecerdasan, serta meningkatkan jalinan kasih sayang. 

Manfaat lainnya dari ASI eksklusif yaitu meningkatkan intelektual dan motorik, mengurangi penyakit kronik pada bayi, mengurangi pendarahan postpartum, mengurangi risiko kanker payudara dan ovarium, menambah ikatan antara ibu dan bayinya, serta mengurangi risiko infeksi pada bayi.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun