Mohon tunggu...
Aqib
Aqib Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Cerpen : #File

27 September 2016   22:22 Diperbarui: 27 September 2016   22:39 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan Dia menelpon...

“Aku udah kelar urusannya” seolah urusan aku telah selesai.

“Iya aku kesana”Aku bergegas membawa amarahku padanya. 

Aku tinggalkan motornya tanpa sepatah kata. Hanya sebuah pesan singkat yang ku kirim padanya. 

“Motormu ada di sebelah gedung. Kuparkir di sana, kunci motor ada di dasbor”

Kemarahanku lagi-lagi berada pada batas paling ujung. Kamarku pun tak lagi terasa nyaman. Kepalaku seperti baru saja terbentur dinding. Ku pinjam saja motor temanku dan bergegas keluar.Entah kemana dan mau apa. Hanya Aku hanya ingin keluar menenangkan pikiranku. Kata-kata maaf darinya seolah tak lagi mampu menghilangkan malwer kemarahanku. Malam itu mejadi sangat menyebalkan ribuan lampu tak mampu meredakan amarahku. Hanya Aku turunkan kecepatanku mencoba menyusun kembali kode-kode dikepalaku agar tersusun rapi sehingga malwer kemarahanku dapat teratasi. Emosiku mulai reda. 

Namun perasaan kecewa dan pilu masih membayagiku untuk menghapus file-file itu segera. Entah berapa meter yang telah aku pacu. Aku mulai menyadari perbedaanku dengannya. Aku mulai merasa Aku kini menjadi Hanya Aku tanpa Dia. Berfikir untuk memberikannya pilihan untuk memilih angka 1 yang berarti lanjut atau angka 0 yang berarti file-file yang akan kami ungkap sebulan lagi akan terhapus dan tak tersisa. Aku mulai berfikir bahwa sifat kekanakanku tak cocok untuk olahragawan seperti dia. Aku tak mampu menerima angka-angka ganjil itu berada didekatnya.Aku Cemburu. Aku menyadarinya. Lamunanku mulai melambung jauh bersama tetesan bengsin yang aku habiskan. Kini kode itu sudah tersusun rapi, aku mulai sadar. 

Namun tiba-tiba saja kode itu kembali berantakan. Membuatku memacu motor ku pada ambang batas kewajaran. Tanpa mengerti kata berhenti.***Aku melihat sebuah cahaya didepaku. Kemudian semua menjadi gelap. Secercah cahaya mulai terlihat seperti malaikat.  Aku bertanya padanya “Engkaukah izrail itu? Engkau kah yang akan menjemputku malam ini. Lalu bagaimana dengan Dia. Aku ingin menyayangiya. Kami akan benar benar jujur pada dunia. Akan aku dekripsika file itu agar terbaca oleh dunia. Sebulan lagi tak akan ada yang kami sembunyikan. Aku menyayanginya izrail. Aku ingin meminta maaf izarail”.Cahaya itu mulai jelas. Tenyata dia Anggra berada didepanku, memegang erat tangan suaminya. Suasan saat itu terasa hening seolah tersisa aku dan dia. 

Aku perlahan merasakan tetesan air matanya mengalir mebasahi tanganku.“Aku ingin tidur dipangkuanmu sayang”Dia kemudian mengangkat kepalaku dan membiarkan aku berada dipangkuannya. Entah bagaimana dia melakukannya yang jelas aku berada dipangkuannya.Aku melihat senyumnya. Aku lega dan bahagia.

 “Aku Minta Maaf ya Sayang”

Kemudian semua terasa gelap. Kemudian aku bertanya pada Izrail 

“Aku lega dapat meminta maaf padanya. Terimakasih Allahku”

***

Entah kenapa file ini dapat tertulis. Kini yang ada hanya sebuah kode. Apa mungkin kini aku hanya berupa kode ? Atau kalian yang membacanya kini telah menemaniku. Entahlah...

Aku Masih Mencintainya.

###

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun