Program kerja KKN Back to Village ini saya laksanakan kepada masyarakat sekitar Kelurahan Tegal Gede seperti ibu-ibu dan juga mahasiswi sebagai sasaran kegiatan. Dalam pelaksanaan program kerja tersebut, saya menjadwalkan selama 4 (empat) minggu, di setiap minggunya sudah dijadwalkan kegiatan tersendiri. Minggu ke-1 (minggu pertama) saya mencoba untuk berkunjung ke rumah salah satu ketua posyandu di Kelurahan Tegal Gede untuk memperkenalkan diri, memohon ijin, dan juga menjelaskan maksud serta tujuan saya berkunjung.Â
Saya juga berusaha untuk mendiskusikan permasalahan dengan sasaran mengenai keadaan pada masa pandemi Covid-19, mendiskusikan dengan sasaran terkait dengan program mengatasi permasalahan yang dihadapi sasaran tersebut, mendiskusikan dengan sasaran terkait dengan program kerja KKN guna mengatasi permasalahan yang dihadapi sasaran tersebut. Setelah itu saya mencoba terus menjaga komunikasi untuk mengetahui  bagaimana keadaan Stunting & AKI AKB yang terkini di Kelurahan Tegal Gede sembari mengumpulkan dan mempelajari data potensi desa, melakukan perkenalan dengan sasaran.
Berdasarkan data yang saya peroleh dari ketua posyandu Kelurahan Tegal Gede, angka Stunting & AKI AKB di sekitar kelurahan ini tergolong rendah, atau dengan kata lain bisa dibilang tidak ada.Â
Namun, tetap ada 1-2 anak yang gizinya masih belum mencukupi standar. Menurut saya, masyarakat sekitar tetap perlu diberikan informasi melalui beberapa program kerja yang sudah saya susun dalam rangkaian KKN Back to Village agar tetap bisa mempertahankan angka rendah pada kasus Sutnting & AKI AKB.Â
Saya mencoba untuk menyampaikan informasi mengenai AKI dengan cara mengemasnya dalam bentuk sosialisasi door to door mengenai AKI, pengiriman poster edukasi & video edukasi melalui media sosaial WhatsApp demi meminimalisir berkerumun. Mengingat kondisi Covid-19 ini yang belum sepenuhnya pulih.
Minggu ke-2 (minggu ke dua) saya mecoba melanjutkan kegiatan pelatihan yang ditujukan pada ibu-ibu & mahasiswi sebagai sasaran kegiatan.Â
Pada pelaksanaan pelatihan yang saya jadwlkan sudah saya bagi menjadi 2 (dua) bagian, dimana pada setiap harinya terdapat 1 tema pelatihan tersendiri. Pada hari pertama saya menyampaikan materi mengenai apa itu AKI, seberapa banyak kasus AKI khususnya di Jember, apa saja yang dapat menyebabkan AKI, lalu bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi lagi kasus AKI.
Kegiatan pada hari kedua saya memberikan sedikit video edukasi mengenai tips & trik untuk mencegah AKI dengan singkatan yang saya coba ciptakan sendiri yaitu, Cegah AKI dengan AKSI.
Sedangkan kendala yang dirasakan selama pelatihan kedua tidak jauh seperti pelatihan pertama.Â
Harapan saya, beberapa kendala tersebut dapat diatasi dengan cara yaitu memberikan penjelasan lebih lanjut dan lebih mendalam mengenai hal-hal yang masih kurang dipahami oleh sasaran. Selain itu, juga harus memahami karakteristik dari sasaran kegiatan pelatihan tersebut. Â