Kualitas Informasi yang bervariasi: Meskipun Chat Gpt dapat memberikan informasi dan jawaban secara cepat, tidak semua informasi yang diberikan selalu akurat atau relevan, dan mahasiswa harus tetap kritis terhadap informasi.
Risiko Plagiarisme: Mahasiswa mungkin tergoda untuk menyalin jawaban dari Chat GPT tanpa pemahaman mendalam, yang dapat mengarah pada tindakan plagiarisme.Â
Keterbatasan dalam Pemahaman Kontekstual: Meskipun Chat GPT canggih, bisa menjawab apa yang kita pertanyakan atau minta, terkadang Chat GPT tidak selalu memahami konteks atau nuansa tertentu dalam pertanyaan atau topik tertentu, yang bisa mengarah pada jawaban yang kurang tepat.
Dalam menghadapi era digital yang terus berkembang, penggunaan teknologi seperti Chat GPT yang telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk pola belajar mahasiswa. Namun demikian, penting bagi Para Mahasiswa untuk tidak hanya bergantung pada teknologi semata, tetapi juga tetap mempertahankan keterampilan belajar konvensional yang esensial. Berinteraksi langsung dengan dosen dan teman sekelas, serta kemampuan menganalisis mensintesis, dan mempertimbangkan informasi secara kritis, tetap menjadi pondasi utama dalam pengembangan akademik Mahasiswa. Dengan demikian, Mahasiswa dapat lebih bijak lagi dalam menggunakan Chat GPT dan perlu memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu yang komplementer, bukan pengganti, dalam perjalanan mereka menuju kesuksesan.Â