Atau gagalnya sebuah film mendapat apresiasi dan atensi dari masyarakat hanya karena sebuah cerita bohong yang tidak diverifikasi. Penulis seakan  menempatkan tim Aleph sebagai devil's advocate yang menggugat perilaku-perilaku orang-orang di internet termasuk saya sebagai pembaca.
Satu poin lain yang harus diapresiasi dari karya Chang Kang-Myoung adalah plot yang tidak terduga dan ketegangan yang terus dibangun di sepanjang novel.Â
Penulis seakan menyuguhkan pecahan-pecahan puzzle yang terserak acak di awal novel. Meski dibuat bingung, penulis mampu membuat pembaca bertahan, terus menelusuri bagian-bagian yang tidak langsung terjawab hinga lembar demi lembar bukupun terlewati.
    Â
Meski saya begitu berharap buku ini bisa dibaca dan diapresiasi semua kalangan, sayangnya ini bukan bacaan yang tepat bagi remaja.Â
Topik pendengung memang relevan bagi remaja yang dalam novel digambarkan sebagai kelompok usia yang mudah diperdaya, namun gambaran-gambaran petualangan malam antara tiga tokoh cerita dengan para wanita penghibur justru memberikan efek yang negatif, entah itu dalam hal aktivitas seksual atau tentang sikap dan penghargaan terhadap perempuan.
Sebagaimana buku ini sampai kepada saya karena keputusan saya membuat ulasan. Semoga ulasan buku ini membawa orang lain kepada buku ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H