"aman, mama kenapa sakit lagi? perasaan kemarin-kemarin sudah membaik kenapa sekarang sakit lagi?" Suara bung tampak sangat khawatir. Selama ini saat aku dan kakak tertuaku merantau, Bung dan si bungsulah yang menjaga mama.Â
Bung dan mama saling mengobrol sedangkan aku larut dalam pikiranku sendiri..
Papaku sudah meninggal 4 tahun lalu, saat ini hanya mamalah yang berjuang mengurus kami baik dari segi finansial maupun mendengar keluh kesah kami selama berjuang di tanah rantau. Selama ini mama tidak pernah mengeluh apalagi tampak selemah  ini,Â
Tidak terbayang rasa sakit apa yang dialaminya hingga mama tak berdaya dihadapan kami.Â
Saat aku sedang larut dengan pikiranku sendiri tiba-tiba mama menyapaku..
"kaka, gimana bisninisnya? Lancar? nanti mama kirim ya untuk nambah kebutuhan warungnya kaka" mama kembali memikirkanku
"lancar ma" jawabku pelan, ah di tengah kondisinya yang melemah mama masih memikirkan aku dan perjuanganku, aku memalingkan wajah dari layar hp dan menangis. Mamaku luar biasa, ia masih mau berusaha menyenangkan anak-anaknya. Aku masih menangis pelan sambil mendengar mama menanyakan kondisi kaka tertuaku dan anaknya, menyuruh si bungsu untuk segera meminum obat dan menyampaikan akan segera mengirimkan uang kuliah untuk adik laki-lakiku.
Bahkan saat melemahpun ia tetap berusaha selalu ada untuk anak-anaknya.Â
"mama sudah mulai enakan nih, kayaknya memang hanya butuh dengar suara kalian.. kalianlah kekuatan mama sering-seringlah menelpon" ia melanjutkan dengan kalimat yang tak terduga, bukan hanya itu suaranyapun terdengar penuh energi.. Ia berusaha menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Wah sungguh upaya yang besar..
Aku tau, mamaku sedang tidak baik-baik saja, ia punya dua luka yang entah kapan muncul akibat kadar gula darah yang terlalu tinggi.
Aku tau, mamaku sedang berjuang melawan kesepian karena ditinggal suami tercintanya 4 tahun lalu dan juga anak-anak yang sedang merantau.