Ya, sudah hampir 11 tahun aku tinggal terpisah dengan Mama.Â
"Mama, kaka sambung telefon ke Usi dan Bung ya" tanyaku mencoba membuat situasi lebih baik. Tanpa menunggu ia menjawab, aku langsung menghubungkan panggilan video untuk kaka tertuaku dan adik laki-lakiku.
Kami semua terdiam saat telefon sudah terhubung.. Rupanya mereka sudah tahu kalau mama sedang sakit, "sial aku terlambat lagi dasar anak durhaka aku ini" pikirku.Â
"Ma, sudah makan?" Aku mencoba memulai percakapan di tengah keheningan itu
"belum, rasanya tidak enak untuk makan kaka" jawab mama pelan
ahhh aku ingin sekali menangis, aku benar-benar khawatir.. Usia mama sudah 56 tahun, apakah ini proses menuju penuaan? aku benar-benar panik dan pusing dengan pikiranku sendiri. Aku tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh kakak dan adik-ku karena mereka masih saja terdiam.
"Ma, ke rumah sakit ya" kataku mencoba tetap membuat suasana mencair
"ah tidak usah, kalau masuk rumah sakit siapa yang menjaga, Ini Sancie juga sakit?"Â
Adik bungsuku juga sakit? Hatiku semakin sakit mendengar kalimat itu, Aku tak bisa apa-apa. Jarakku yang jauh membuat aku tidak berhak mengatur situasi yang tepat untuk mamaku, sungguh tidak berguna.Â
"oke, mama sebelum sakit, mama makan apa, apa gula-nya sudah dicek?" Tanyaku mencoba lebih tenang
"sudahlah kaka, tidak usah khawatir kita mengobrol saja, Bung gimana kuliahnya?" Adik laki-lakiku yang biasa dipanggil Bung memang sedang menuntut ilmu di Kota Hati Beriman, ia sedang tinggal bersamaku saat ini.Â