Mohon tunggu...
Apriliyantino
Apriliyantino Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pendidik, penulis dan editor

Hidup telah mengajarkan seorang lelaki asal Lubuk Seberuk ini untuk yakin pada satu hal, yaitu takdir. Ia tertulis dan fixed sejak sebelum segala kejadian terjadi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Menulis Pentigraf, Meringkas Semesta dalam Kata

28 April 2020   09:15 Diperbarui: 5 September 2020   09:28 3642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penduduk di bantaran sungai itu sangat akrab dengan rumpun bambu itu. Dinding, tiang rumah, pintu, jendela, bahkan ranjang mereka terbuat dari bambu yang dipotong dari rumpun yang teduh. Bahkan, mereka sangat dekat dengan musik alam yang disebabkan oleh desir angin yang menyentuh daun-daun, yang membuat tubuh bambu saling bergesekan. Alam di sekitar bantaran sungai menjadi ruang yang sangat damai. 

Pak Kamdi menarik napas panjang. Dia tidak akan bisa lagi berjalan keliling desa demi desa sambil membawa tangga bambu di pundaknya. Pak Tukijan, tetangganya, tidak akan terlihat lagi memikul kursi dan meja bambu lalu menawarkan kepada mereka yang membutuhkan. Rumpun bambu yang dirobohkan, ikut merobohkan masa depan ekonomi mereka. Sampai nanti. 

***

Nah, bagaimana menurut kalian? Saya yakin, semua bisa menulis pentigraf. Tanpa memerlukan banyak waktu dan energi, penulis dan pembaca bisa menikamati sastra dengan cara yang lebih instant. Kesibukan kerja, membuat sebagain kita tak punya waktu untuk membaca tulisan cerita ratusan halaman. Hadirnya pentigraf menjadi suatu hal baru yang sangat "one bite" sekali gigit. Dengan pentigraf, sekali lagi saya katakan bahwa seolah kita bisa meringkas semesta. Terima kasih, semoga bermanfaat. 

*Penuis merupakan penulis buku "The Red Circle" dan "Menuju Kesejatian" seorang pendidik di SMPIT Madani Kayuagung OKI Sumatera Selatan. Penulis bisa dihubungi di email: aprliyantinosukses@yahoo.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun