Ilmu kimia merupakan salah satu rumpun ilmu sains yang mempelajari tentang sifat materi, struktur materi, perubahan materi dan energi yang menyertai reaksi.Dalam kehidupan sehari-hari kita cukup sering menjumpai senyawa asam basa baik dari makanan maupun barang yang digunakan. Salah satunya adalah detergen yang digunakan untuk mencuci pakaian, merupakan zat yang bersifat basa. Atau bahan yang bersifat asam seperti jeruk, cuka (asam asetat), vitamin C (asam askorbat).Asam dan basa merupakan zat yang mudah serta cepat dipahami dan diteliti dalam larutan. Larutan adalah campuran homogen dari dua macam zat atau lebih titik larutan dapat berupa larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Di dalam larutan terkandung suatu zat (asam dan basa) yang merupakan penghasil dan pendukung suatu larutan.Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam basa larutan dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral.
TITRASI ASAM-BASA
Titrasi asam basa adalah metode kimia yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu lingkungan asam atau basa dengan menggunakan standar larutan dari zat lawan (asam atau basa). Tujuan dari titrasi asam-basa adalah untuk menentukan titik ekivalen, yaitu titik di mana jumlah ekivalen zat yang dititrasi sama dengan jumlah ekivalen zat standar yang ditambahkan. Titrasi adalah cara analisa tentang pengukuran jumlah larutan yangdibutuhkan untuk bereaksi secara tepat dengan zat yang terdapat dalam larutan lain. Larutan yang diketahui normalitasnya disebut larutan standart, biasanya dimasukkan dalam buret sebagai zat penitrasi atau titran. Larutan yang akan ditentukan normalitasnya diletakkan dalam Erlenmeyer dan disebut juga sebagai zat yang dititrasi atau analit.Titrasi merupakan suatu metode penentuan kadar (konsentrasi) suatu larutan dengan larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya.
     Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang diketahui kadarnya. Atau sebaliknya, penentuan kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi asam-basa merupakan prosedur yang dilakukan untuk menentukan kemolaran/kadar suatu asam/basa berdasarkan reaksi netralisasi. Istilah dalam titrasi asam-basa:
- Â Pentiter, zat yang mentitrasi suatu asam-basa yang akan ditentukan kemolarannya.
- Daerah perubahan pH drastis, daerah dimana penambahan sedikit tetes pentiter akan mengubah warna indikator asam-basa.
- Titik ekuivalen, titik dimana asam dan basa tepat habis bereaksi.
- Titik akhir titrasi, titik dimana indikator asam-basa mengalami perubahan warna.
- Â Jenis-jenis TitrasiÂ
Berikut jenis-jenis titrasi dibedakan menjadi:
- Titrasi asidimetri-alkalimetri yaitu titrasi yang menyangkut asam dan atau basa. Dalam titrasi ini perubahan terpenting yang mendasari penentuan titik akhir dan cara perhitungan adalah pH titrat. Reaksi-reaksi yang terjadi dalam titrasi ini adalah:
- asam dengan basa (reaksi penetralan); agar kuatitatif, maka asam dan atau basa yang bersangkutan harus kuat.
- asam dengan garam (reaksi pembentukan asam lemah) agar kuatitatif asam harus kuat dan garam itu harus terbentuk dari asam lemah.
- Titrasi presipitimetri yaitu titrasi dimana terbentuk endapan. Semakin kecil kelarutan endapan, semakin sempurna reaksinya.
- Titrasi berdasarkan rekasi redoks yaitu terjadinya perpindahan elektron, disini terdapat unsur-unsur yang mengalami perubahan tingkat valensi.
Indikator Titrasi Asam-Basa
tercapai. Indikator asam basa adalah petunjuk tentang perubahan pH dari suatu larutan asam atau basa.Indikator bekerja berdasarkan perubahan warna indikator pada rentang pH tertentu. Kertas lakmus merupakan salah satu indikator asam basa.Lakmus merah berubah warna menjadi biru jika dicelupkan ke dalam larutan basa.Lakmus biru berubah menjadi merah jika dicelupkan ke dalam larutan asam.Terdapat beberapa indikator yang memiliki trayek perubahan warna cukup akurat akibat pH larutan berubah, seperti indikator metil jingga, metil merah, fenolftalein, alizarin kuning, dan bromtimol biru. Indikator pH merupakan zat yang dapat berubah warna apabila pH lingkungannya berubah. Indikator pH dapat dibedakan menjadi indikator satu warna dan indikator dua warna. Indikator satu warna adalah yaitu indikator yang mempunyai satu macam warna seperti fenolptalin yang hanya akan berwarna merah bila dalam lingkungan basa. Indikator dua warna adalah indikator yang mempunyai dua warna, yaitu warna asam dan warna basa. Indikator kuning alizarin mempunyai warna kuning dalam lingkungan asam (warna asam) dan berwarna ungu dalam lingkungan basa (warna basa).
Indikator asam-basa dapat berubah warna bila lingkungan pH berubah karena indikator asam basa merupakan asam organik lemah atau basa organik lemah sehingga dalam larutan terionisasi dan bentuk molekul indikator mempunyai warna yang berbeda dengan warna indikatornya. Letak trayek berbeda pH bergantung pada besar kecilnya tetapan kesetimbangan asam (Ka) atau tetapan kesetimbangan basa (Kb). Trayek pH terjadi akibat terjadinya kesetimbangan dan keterbatasan mata membedakan campuran warna.
Prinsip Kerja Titrasi Asam-Basa
Dalam melakukan titrasi, dibutuhkan alat berupa buret dan juga labu Erlenmeyer. Titrasi juga membutuhkan bahan berupa titran, analit, dan indikator asam basa. Analit atau titrat adalah larutan yang tidak diketahui konsentrasinya. Titran adalah larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Indikator asam basa adalah zat yang mengalami perubahan warna ketika mendekati titik ekivalen. Misalnya: larutan yang akan dicari konsentrasinya (analit) adalah larutan asam berupa asam klorida (HCl).
Prosedur Titrasi adalah sebagai berikut :
1. Memasukkan titran ke dalam buret
 2. Memasukkan analit ke dalam labu Erlenmeyer
3. Menambahkan beberapa tetes indikator asam basa ke dalam analit
4. Meneteskan titran sedikit demi sedikit ke dalam analit
5. Menghentikan titrasi ketika warna analit berubah
6. Mencatat volume titran yang masuk ke dalam analit
7. Warna analit yang berubah merupakan efek dari penambahan indikator asam basa
8. Warna yang berubah menandakan bahwa titrasi telah mencapai titik ekivalennya.
Kurva Asam-basa
Kurva titrasi merupakan grafik yang menggambarkan alur pH terhadap volum asam atau basa yang ditambahkan pada saat titrasi. Bila suatu asam dititrasi dengan basa tetes demi tetes, maka pH campuran akan naik seiring dengan penambahan jumlah basa tersebut. Demikian juga sebaliknya, bila suatu basa dititrasi dengan asam tetes demi tetes, pH campuran akan turun seiring dengan penambahan jumlah asam tersebut. Apabila perubahan jumlah larutan standar yang ditambahkan dihubungkan dengan perubahan pHnya, akan diperoleh grafik dengan pola tertentu yang disebut kurva titrasi.Kurva titrasi asam basa menunjukkan perubahan pH larutan selama proses titrasi asam dengan basa, atau sebaliknya. Bentuk kurva titrasi memiliki karakteristik tertentu yang bergantung pada kekuatan dan konsentrasi asam dan basa yang bereaksi.
Konsep Sifat Koligatif LarutanÂ
Sifat koligatif adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan (Raymon, 2007) . Sifat koligatif larutan terdiri atas dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah Jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion sesuai dengan hal-hal tersebut. Sifat koligatif larutan nonelektrolit lebih rendah dari pada sifat koligatif Larutan elektrolit.
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan meliputi : Penurunan tekanan uap (P), Kenaikan titik didih (Tb), Penurunan titik beku (Tf) dan Tekanan osmotik ().
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit
Dalam kimia, terdapat suatu zat yang disebut zat elektrolit, yaitu senyawa kimia yang terurai menjadi ion-ion dalam suatu larutan. Suatu larutan yang dihasilkan oleh suatu zat elektrolit disebut larutan elektrolit. Pada dasarnya, untuk konsentrasi zat terlarut yang sama, harga sifat koligatif larutan elektrolit lebih besar daripada harga sifat koligatif larutan nonelektrolit. Hal ini karena jumlah partikel zat terlarut dalam larutan elektrolit tidak sama dengan larutan nonelektrolit. Zat elektrolit akan terurai atau terionisasi menjadi ion-ion di dalam larutannya, sedangkan zat nonelektrolit tidak terurai atau tetap dalam bentuk molekul, sehingga secara teoritis jumlah partikel yang terdapat dalam larutan elektrolit lebih banyak daripada jumlah partikel yang terdapat dalam larutan nonelektrolit. Contoh larutan elektrolit adalah NaCl, sedangkan larutan nonelektrolit adalah gula. Dalam larutan, NaCl akan mengalami ionisasi menjadi Na+ dan Cl - . Jadi larutan NaCl terdiri atas partikel-partikel ion Na+ dan Cl - . Zat nonelektrolit dalam larutan terdiri atas molekul-molekul zat terlarut, misalnya larutan gula terdiri atas molekul-molekul gula dengan konsentrasi tetap. Oleh karena larutan elektrolit mengalami ionisasi, sehingga memiliki jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan nonelektrolit, maka sifat koligatif larutan elektrolit berbeda dengan larutan nonelektrolit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H