Kurva titrasi merupakan grafik yang menggambarkan alur pH terhadap volum asam atau basa yang ditambahkan pada saat titrasi. Bila suatu asam dititrasi dengan basa tetes demi tetes, maka pH campuran akan naik seiring dengan penambahan jumlah basa tersebut. Demikian juga sebaliknya, bila suatu basa dititrasi dengan asam tetes demi tetes, pH campuran akan turun seiring dengan penambahan jumlah asam tersebut. Apabila perubahan jumlah larutan standar yang ditambahkan dihubungkan dengan perubahan pHnya, akan diperoleh grafik dengan pola tertentu yang disebut kurva titrasi.Kurva titrasi asam basa menunjukkan perubahan pH larutan selama proses titrasi asam dengan basa, atau sebaliknya. Bentuk kurva titrasi memiliki karakteristik tertentu yang bergantung pada kekuatan dan konsentrasi asam dan basa yang bereaksi.
Konsep Sifat Koligatif LarutanÂ
Sifat koligatif adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan (Raymon, 2007) . Sifat koligatif larutan terdiri atas dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah Jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion sesuai dengan hal-hal tersebut. Sifat koligatif larutan nonelektrolit lebih rendah dari pada sifat koligatif Larutan elektrolit.
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan meliputi : Penurunan tekanan uap (P), Kenaikan titik didih (Tb), Penurunan titik beku (Tf) dan Tekanan osmotik ().
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit
Dalam kimia, terdapat suatu zat yang disebut zat elektrolit, yaitu senyawa kimia yang terurai menjadi ion-ion dalam suatu larutan. Suatu larutan yang dihasilkan oleh suatu zat elektrolit disebut larutan elektrolit. Pada dasarnya, untuk konsentrasi zat terlarut yang sama, harga sifat koligatif larutan elektrolit lebih besar daripada harga sifat koligatif larutan nonelektrolit. Hal ini karena jumlah partikel zat terlarut dalam larutan elektrolit tidak sama dengan larutan nonelektrolit. Zat elektrolit akan terurai atau terionisasi menjadi ion-ion di dalam larutannya, sedangkan zat nonelektrolit tidak terurai atau tetap dalam bentuk molekul, sehingga secara teoritis jumlah partikel yang terdapat dalam larutan elektrolit lebih banyak daripada jumlah partikel yang terdapat dalam larutan nonelektrolit. Contoh larutan elektrolit adalah NaCl, sedangkan larutan nonelektrolit adalah gula. Dalam larutan, NaCl akan mengalami ionisasi menjadi Na+ dan Cl - . Jadi larutan NaCl terdiri atas partikel-partikel ion Na+ dan Cl - . Zat nonelektrolit dalam larutan terdiri atas molekul-molekul zat terlarut, misalnya larutan gula terdiri atas molekul-molekul gula dengan konsentrasi tetap. Oleh karena larutan elektrolit mengalami ionisasi, sehingga memiliki jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan nonelektrolit, maka sifat koligatif larutan elektrolit berbeda dengan larutan nonelektrolit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H