Mohon tunggu...
Aprilia Damarani
Aprilia Damarani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya merupakan mahasiswi Ilmu komunikasi, saya mampu berdaptasi dengan lingkungan baru, terbiasa bekerja sama dalam team, aktif dalam beberapa organisasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Perlakuan spesial tidak di sukai oleh Teman Netra: Belajar dari organisasi Ruang Internasional

13 April 2023   14:46 Diperbarui: 16 April 2023   23:49 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Lalu bagimana kalian bisa menerima kondisi seperti ini?” Pertanyaan keluar dari mulut saya untuk semua teman-teman netra.

“Bersyukur, jalani apa yang ada. Yakin pada potensi yang kita miliki!” Jawab mereka dengan semangat.

Tidak bisa melihat bukanlah suatu alasan mereka untuk tidak mempunyai mimpi. Banyak mimpi yang ingin mereka raih dengan kondisi keterbatasan fisik. Satu hal yang membuat kami semua kaget dan kagum, bahwa mayoritas mereka sedang menempuh pendidikan S1 di salah satu universitas di tanggerang dengan berbagai jurusan. Bahkan satu dari mereka adalah lulusan S1 Sastra Inggris. Hebat bukan? Tentu saja.

            Dari segala potensi dengan segala keoptimisan mereka, ada satu hal yang sangat di sayangkan dan membuat saya turut berpikir dan merasakan apa yang dirasakan mereka.


“INKLUSIVITAS TERHADAP ORANG NETRA”

Masih banyak masyarakat yang belum open dengan keberadaan orang penyandang disabilitas atau orang berkebutuhan khusus. Masih banyak terdapat perlakuan tidak setara atau diskriminatif dan menanggap remeh, bahkan memiliki rasa kasihan yang berlebihan terhadap temen disabilitas. Apakah kalian pernah berfikir, akankah sikap seperti itu menyakiti mereka?

Mereka itu sama, hanya berbeda secara fisik yang terbatas. Bahkan bisa saja potensi yang mereka miliki melebihi orang-orang yang terlahir dengan kondisi fisik yang lengkap, tidak ada keterbatasan. Contohnya, mereka bisa membalas pesan dan mengetik dengan cepat dengan bantuan “pembaca layar” pada pengaturan di handphone, yaitu mendengar suara atau arahan dari sana dengan intonasi yang sangat cepat, indra pendengar mereka lebih peka dan cepat untuk menangkap kata dibandingkan dengan orang non-netra. Lalu mereka bisa berkuliah, mengerjakan tugas,mengetik, mengedit, berjalan kemanapun sendiri layaknya kita semua. Banyak sekali potensi yang mereka miliki.

            Inklusivitas menjadi penghalang bagi teman-teman disabilitas untuk membantu mereka dalam meraih mimpinya. Masih banyak dari mereka yang sulit mendapatkan pekerjaan, sulit mendapatkan teman non-disabilitas, dan mendapatkan pengalaman menarik lainya. Mengapa? Karena mereka tidak di berikan kesempatan. Banyak yang menggap teman-teman disabilitas, khususnya teman netra tidak bisa melakukan apapun karena keterbatasan fisik mereka. Banyak masyarakat yang merasa kasihan, sehingga menggap bahwa segala sesuatu maupun hal kecil hingga hal besar harus dibantu oleh orang non-netra. Apakah kalian tau? Rasa kasihan yang berlebihan itu sebenarnya membuat teman-teman disabilitas, khususnya teman netra itu risih. Mengapa? Karena mereka masih bisa mengambil segala sesuatu sendiri dengan kedua tanganya, mereka masih bisa berjalan kemanapun sendiri dengan kedua kakinya.

            Lantas apa yang perlu di khawatirkan? Mereka itu sama, hanya saja berbeda dalam keadaan fisik. Mereka memiliki otak untuk berpikir, mereka masih memiliki anggota tubuh lainya untuk melakukan aktivitasnya. Mereka hanya perlu di berikan kesempatan dalam berbagai hal. Kesempatan untuk bekerja, kesempatan untuk bersosialisasi, berkesempatan untuk berbicara di depan publik, kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak, kesempatam untuk mengembangkan potensinya. Bahkan salah satu teman netra kini menjadi pengurus di divisi public relations organisasi Ruang Internasional.

“Berilah kami kesempatan, kami akan memberikan yang terbaik” Kalimat terucap dari salah satu mulut teman netra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun