Sebagai negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Korea Utara dan punya akar dukungan ketika Parang Korea meletus, Cina mengatakan pertemuan bersejarah itu merupakan langkah signifikan untuk memastikan perdamaian dan stabilitas jangka panjang di Semenanjung Korea.
Ucapan selamat juga datang dari Donald Trump melalui kicauannya di akun twitter pribadinya. Sebagai kepala negara AS, ia memposting tentang berakhirnya Perang Korea dan mengajak semua pihak untuk ikut bangga dengan apa yang terjadi di Korea.
Ditengah kabar optimisme perdamaian di tanah Semenanjung Korea ada kewaspadaan dari perjanjian denuklirisasi bagi kubu Amerika Serikat. Apakah denuklirisasi yang dipakai Korea Utara tak lebih dari sekadar upaya jangka panjang Pyongyang untuk menggembosi kekuatan AS yang selama ini menyokong Korea Selatan? Perlu dingat tahun lalu Kim pernah berpidato mengenai kekuatan nuklir Korea Utara yang tidak mungkin ditarik mundur.
Jadi, meski pertemuan Kim-Moon tampak penting dan bersejarah, kedua pemimpin tersebut tidak sendirian memegang kunci untuk masa depan negara mereka. Terlepas dari kenyataan geopolitik yang gelap ini, langkah maju kedua pemimpin tersebut tetap sangat penting. Bahwa kedua Korea sedang berbicara lagi adalah kemajuan itu sendiri---dan sepertinya mereka akan terus berbicara. Membangun kepercayaan adalah yang terbaik yang dapat diharapkan dari pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H