Mohon tunggu...
Aprilia Safira
Aprilia Safira Mohon Tunggu... Lainnya - --

nn

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Revolusi Mental Semenanjung Korea atau Ancaman Baru?

4 Mei 2018   11:02 Diperbarui: 4 Mei 2018   11:18 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: tribunnews.com

Sebagai negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Korea Utara dan punya akar dukungan ketika Parang Korea meletus, Cina mengatakan pertemuan bersejarah itu merupakan langkah signifikan untuk memastikan perdamaian dan stabilitas jangka panjang di Semenanjung Korea.

Ucapan selamat juga datang dari Donald Trump melalui kicauannya di akun twitter pribadinya. Sebagai kepala negara AS, ia memposting tentang berakhirnya Perang Korea dan mengajak semua pihak untuk ikut bangga dengan apa yang terjadi di Korea.

Ditengah kabar optimisme perdamaian di tanah Semenanjung Korea ada kewaspadaan dari perjanjian denuklirisasi bagi kubu Amerika Serikat. Apakah denuklirisasi yang dipakai Korea Utara tak lebih dari sekadar upaya jangka panjang Pyongyang untuk menggembosi kekuatan AS yang selama ini menyokong Korea Selatan? Perlu dingat tahun lalu Kim pernah berpidato mengenai kekuatan nuklir Korea Utara yang tidak mungkin ditarik mundur.

Jadi, meski pertemuan Kim-Moon tampak penting dan bersejarah, kedua pemimpin tersebut tidak sendirian memegang kunci untuk masa depan negara mereka. Terlepas dari kenyataan geopolitik yang gelap ini, langkah maju kedua pemimpin tersebut tetap sangat penting. Bahwa kedua Korea sedang berbicara lagi adalah kemajuan itu sendiri---dan sepertinya mereka akan terus berbicara. Membangun kepercayaan adalah yang terbaik yang dapat diharapkan dari pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun