Mohon tunggu...
Aprilia ErnitaSari
Aprilia ErnitaSari Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Hobi menulis walaupun masih berantakan, senang belajar hal baru. Sedang berproses belajar desain dan edit video. Penikmat drama korea dan makanan pedas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mencintai Diri Sendiri, Mengendalikan Emosi

12 Agustus 2022   17:30 Diperbarui: 15 Agustus 2022   14:24 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi self love (Sumber: freepik)

Everything is changing, segalanya berubah. Sebuah perubahan adalah hal yang pasti akan terjadi. Pagi berubah menjadi siang, siang pun berubah menjadi malam. Hidup kita pun berubah sejalan dengan umur yang bertambah. Usia bertambah dan angkanya pun berubah. Pola pikir juga perlahan ikut berubah. Ada yang berubah menjadi lebih baik ada pula yang berubah menjadi lebih buruk.

Contoh perubahan yang sangat cepat terjadi dalam hidup kita adalah perubahan teknologi.

Perubahan teknologi ini ibarat anak panah yang melesat cepat, bisa dengan tepat sasaran atau bisa juga salah sasaran. 

Semua kembali pada perspektif masing-masing individu dalam menyikapi cepat dan canggihnya perubahan ini. 

Salah satu bentuk teknologi yang sangat umum dan paling banyak dipakai adalah Smartphone atau telepon pintar. 

Telepon yang dulunya hanya berfungsi untuk menelpon sekarang fungsinya sudah jauh lebih luas daripada itu. Seperti menonton film, berkirim pesan, bermain game, merekam video, memotret, dan masih banyak lagi fungsi lainnya.

Smartphone atau telepon pintar ini seperti dua mata pisau, bisa menguntungkan bisa pula merugikan. 

Keuntungan dari kecanggihan teknologi smartphone adalah semua bisa dilakukan hanya dari genggaman tangan saja seperti menonton Youtube, berkirim pesan di applikasi WhatsApp, belajar atau rapat online dari Zoom, membuat desain, mengedit video, membeli saham, membuat rekening baru di bank, belanja, dan yang paling populer adalah bermain media sosial seperti Facebook, Instagram, Tiktok, dan Twitter. 

Namun, di balik mudah dan canggihnya fasilitas telepon pintar tersebut ada pula kerugian yang ditimbulkan, seperti penipuan online, penyebaran video asusila, dan yang sering terjadi adalah hujatan ataupun hinaan (bully) yang sering ditujukan untuk publik figur atau orang yang bertentangan dengan jalan pikiran kita.

Jika dulu ada peribahasa "Mulutmu Harimaumu" yang artinya segala perkataan atau ucapan yang terlanjur diucapkan tanpa dipikirkan terlebih dahulu dapat merugikan orang lain maupun diri sendiri. Maka, sekarang peribahasa itu sudah berganti dengan "Jarimu Harimaumu", yang artinya segala kalimat atau pernyataan yang ditulis di media sosial jika tidak dipikirkan lebih dulu nantinya akan merugikan orang lain atau diri sendiri. 

Banyak orang menghakimi atau menghujat orang lain melalui media sosial ini. Mereka mengetik kalimat dengan kata-kata yang kasar dan menyudutkan tanpa tahu cerita sebenarnya seperti apa. Mereka tidak berpikir jika kalimat yang ditulis bisa menyakiti perasaan orang lain. 

Meluapkan emosi tanpa menggunakan akal sehat untuk membuat orang lain terlihat buruk. Menjadi sebuah kebiasaan yang dianggap "normal" untuk menghujat orang lain melalui tulisan di media sosial.

Hal tersebut terjadi karena kurangnya penguasaan emosi atau kontrol diri. Mengikuti perubahan jaman apalagi perubahan teknologi memang tidak bisa dihindari, namun bersikap bijak dan baik juga perlu diutamakan dalam interaksi sosial ini. 

Sikap yang baik itu bisa dimulai dari diri sendiri, yaitu mulai mencintai dan menghargai diri sendiri. Jika kita sudah bisa mencintai dan menghargai diri sendiri, sudah pasti kita akan bisa mencintai dan menghargai orang lain juga. 

Kurangnya pengendalian emosi atau kontrol diri merupakan salah satu tanda bahwa kurangnya rasa mencintai diri sendiri. 

Mencintai diri sendiri adalah sebuah langkah kecil namun pasti dalam menebarkan kebajikan dan kebaikan untuk sesama. Mulai mencintai diri sendiri artinya mulai mengubah kebiasaan. 

Kebiasaan untuk mencintai diri sendiri tidak langsung bisa terbentuk dan terjadi begitu saja. Perlu dimulai dari hal yang sederhana namun memiliki dampak yang besar dikemudian hari. Seperti disiplin bangun pagi, berolahraga, makan makanan sehat, tidur cukup, dan menggunakan uang dengan baik. Usaha mengubah kebiasaan ini perlu konsistensi atau dilakukan secara terus menerus dan teratur.

Proses mencintai diri sendiri itu seperti proses menabung. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Sedikit demi sedikit mengubah pola pikir lama-lama menjadi sebuah kebiasaan dan pembawaan diri. Kita yang menentukan, mau menabung hal yang positif atau negatif. 

Secuil kebiasaan baik yang kita lakukan terus menerus akan menggiring kita pada perubahan yang membawa kebaikan untuk diri kita dan orang lain. 

Begitu pula sebaliknya, secuil kebiasaan buruk yang kita lakukan terus menerus akan menggiring kita pada perubahan yang membawa keburukan untuk diri kita dan orang lain. Kita punya kendali penuh untuk memilih, akan menabung cinta atau benci untuk diri kita sendiri.

Bagaimana bisa menabung menjadi proses dalam tahapan mencintai diri sendiri? 

Jawabannya adalah karena dengan belajar menabung berarti kita sedang belajar mengendalikan dan mengontrol diri kita untuk memilih mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang hanya sekedar keinginan. Kita akan berpikir secara mendalam sebelum memutuskan untuk melakukan sesuatu. Kita sedang berproses untuk mengontrol dan mengendalikan pikiran dan emosi kita. 

Dari kecil kita selalu diajarkan untuk menabung oleh orang tua kita, secara tidak langsung kita sudah diajarkan untuk memiliki kebiasaan mengendalikan dan mengontrol diri.

Menabung menjadikan kita pribadi yang cermat dan berpikir jauh serta tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Keputusan yang tidak merugikan diri sendiri ataupun orang lain. Kita sedang belajar mencintai diri sendiri, belajar menabung cinta untuk diri kita. 

Persamaan menabung cinta dan uang adalah sama-sama melakukan kebiasaan yang bermanfaat di masa depan nantinya. Menabung uang bisa dengan menyisihkan pendapatan kita ke dalam rekening, deposito, membeli saham, maupun kita simpan di dalam celengan sehingga kita memiliki jaminan di hari tua. Sedangkan menabung cinta bisa dengan perlahan membangun pola pikir yang sehat dan mengendalikan emosi sehingga kita memiliki kebiasaan baik dalam hidup kita. 

Contohnya bangun pagi dan olahraga membangun kebiasaan yang membuat tubuh kita tetap bugar dan sehat sehingga jarang sakit dan tidak perlu ada pengeluaran tambahan untuk berobat. 

Memasak makanan sendiri juga membangun kebiasaan yang baik, selain lebih hemat tentu saja lebih sehat karena kita tahu kualitas bahan yang kita gunakan untuk memasak. 

Jika tubuh kita sehat kita akan jarang sakit, maka tidak perlu mengeluarkan uang untuk untuk pergi ke dokter. Kebiasaan yang baik mendatangkan hasil yang baik juga. Satu kebiasaan baik menarik lebih banyak hal-hal baik dalam hidup kita.

Jika kita sudah mencintai diri kita, maka lebih mudah untuk mengontrol dan mengendalikan pikiran dan emosi kita sehingga semakin kecil potensi untuk menyakiti orang lain. 

Maka mulai bijaklah dan bajiklah terhadap diri sendiri. Menabung itu sebuah kebutuhan dan investasi jangka panjang yang dampaknya sangat terasa ketika kita sudah tua. Baik menabung uang atau cinta untuk diri sendiri. 

Self love atau mencintai diri sendiri adalah sebuah langkah awal untuk menebarkan kebajikan dan kebaikan untuk sesama. Karena energi itu dapat menyebar di sekitar kita. 

Menyebarkan energi positif jauh lebih menyenangkan tentunya. Jadi jangan berhenti menabung hal yang baik dalam diri kita agar selalu ada hal-hal yang baik dihidup kita dan lebih banyak lagi menyebarkan energi positif di sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun