"Bertahan di rumah aja" bagi saya maknanya tetap menjalankan protokol kesehatan yang dianjurkan, yakni:
- Jaga jarak
Kalau tidak terlalu penting ya enggak perlu keluar rumah. Soal sekolah, selama masih ada pilihan daring, ya pilih itu saja. Walaupun, memang sebagai orang tua mesti kerja lebih keras lagi, ya mengajari anak, ya mengatur waktu, ya memberikan fasilitas hiburan untuk anak, dll.
- Pakai masker
Jika terpaksa bepergian karena urusan mendesak, jangan lupa pakai masker. Bukan berarti kumpul-kumpulnya tetep, asal pakai masker juga, sih. Masker ini pun ada maknanya, dipakai saat benar-benar penting aja. Tetap ingat prinsip jaga jaraknya.
- Sering cuci tangan
Oh ya, pasti. Kalau bepergian, yang namanya sabun, hand sanitizer, dan juga spray disinfektan selalu ada dalam tas. Supaya tangan tetap terjaga kebersihannya dari kuman. Terlebih lagi tangan anak-anak.
Lalu, bagaimana supaya aktivitas semacam itu enggak membosankan, khususnya untuk anak-anak?
Seperti yang saya singgung di atas, ya, kita, orang tua wajib memikirkan kegiatan ekstra. Bukan berarti "mengurung anak" tuh bener-bener enggak membiarkan anak keluar rumah, sih.
Yes, tiga tadi mutlak dilakukan karena di musim wabah ini kita mesti adaptif. Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga kita ajari cepat menyesuaikan diri.
Gaya hidup saat wabah pun harus diubah, tak bisa "sebebas" dulu.
BTW, ngobrolin tentang gaya hidup, beberapa waktu lalu, ketika ada event online #Danone Reunite (event reunian alumni Danone Blogger dan Vlogger Academy yang digagas oleh Danone Indonesia dan Kompasiana), saya diingatkan lagi sih tentang perubahan gaya hidup keluarga (aktivitas anak-anak).
Salah satu pemateri dalam event tersebut, dr. Soffiudin, Occupational Health Leader Danone Indonesia, mengingatkan tentang pentingnya revolusi hidup sehat dengan 3 cara, yakni antara lain:
- Jaga Aktivitas Fisik
- Jaga Nutrisi
- Jaga Kesehatan Mental.