Mohon tunggu...
Aprillia Ramadhina
Aprillia Ramadhina Mohon Tunggu... -

penulis, blogger, manajer band, co-founder Meon Design yang senang melukis di waktu senggang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penyair di Masa Lalu

25 Februari 2017   20:51 Diperbarui: 26 Februari 2017   08:00 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sendiri. Kamu?”

“Sendiri juga.”

Canggung sekali bertemu dengan mantan kekasih di pameran benda-benda kenangan. Bukan barang-barang darinya tampaknya yang harus aku letakkan di ruangan. Ternyata, cukup dirinya yang berdiri di sana. Dia lah keutuhan dari setiap masa laluku. Masa lalu yang membuatku lupa memiliki ruang di hati dengan mantan kekasih lain sebelum dia.

“Tinggal dimana kamu Kamila selama di Yogya?”

“Di kosan Marisa.”

“Kos Marisa masih di Kaliurang?”

“Masih”

“Kamu mau langsung pulang ke sana atau kita mungkin bisa minum kopi dulu?”

“Aku mau langsung pulang saja naik taksi.”

Wajahnya sedikit kecewa. “Baiklah, kuantar kau sampai dapat taksi.”

Aku tak ingin lebih lama di sana. Apalagi jika harus minum kopi bersama. Tanpa kopi pun, malam itu aku tak bisa tertidur cepat. Dia itu kafein dosis tinggi yang selalu membuatku mampu terjaga melebihi bercangkir-cangkir kopi. Aku ingin mengobrol lebih banyak sebenarnya, tapi logikaku melarang keras. Menghindar menjadi pilihan yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun