Makna Kata Dalam Kata (1)
Kata “Uang” dalam kata “Juang”
Didalam sebuah kata sebenarnya mempunyai banyak makna yang tersiratkan. Apakah itu suatu kebetulan ? bisa saja, tetapi juga perlu diingat bahwa didunia ini tidak ada yang kebetulan. Tuhan telah menciptakan alam semesta dan isinya ini sudah barang tentu dengan perhitungan yang luar biasa bahkan diluar nalar kita sebagai hamba-Nya.
Dan didalam suatu kata tersebut terdapat beberapa makna yang tersembunyi, tentunya diluar tatanan (ejaan yang baik dan benar) dan menyimpan pesan yang sangat bermanfaat bagi kita. Termasuk kata-kata dalam kehidupan sehari-hari yang sering kita dengar dan kita ucapkan.
Disini penulis mencoba mencari satu saja dari sekian banyak makna yang tersembunyi dari sebuah kata yang sederhana tetapi menyimpan makna yang luar biasa tersirat. Ada beberapa kata yang sudah saya kumpulkan dan mungkin akan berkelanjutan.
Tulisan ini terinspirasi oleh sebuah iklan rokok yang menayangkan ada kata “Ingin” dalam kata “Dingin” sehingga saya mencoba mengumpulkan berbagai kata semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi saya sendiri sebagai penulis.
Untuk pertama kali ini yang akan dibahas adalah adanya kata “Uang” dalam kata “Juang”
Juang, merupakan sebuah kata dengan makna berusaha untuk menuntut sesuatu yang menjadi harapan atau cita-cita kita dengan segala daya dan upaya. Sedangkan “Uang” sendiri bermakna alat tukar umum yang dapat diterima disuatu negara. Dalam perkembangannya uang dijadikan suatu ukuran untuk menentukan besarnya nilai suatu barang atau jasa, sebagai penentu mahal atau murahnya barang atau jasa tersebut. Uang juga sebagai alat pembiayaan suatu kegiatan tertentu.
Hidup ini tidak lepas dari sebuah perjuangan untuk meraih cita-cita ataupun sesuatu yang kita kehendaki. Dan untuk meraih cita-cita tersebut tidaklah terjadi secara instan, semua itu membutuhkan perjuangan, dan perjuangan itu membutuhkan biaya yang mungkin tidak sedikit jika perjuangan tersebut sangat besar. Sedangkan biaya tersebut salah satunya adalah dengan uang yang kita miliki. Disinilah fungsi uang sebagai alat pembiayaan.
Sebagaimana pepatah jawa yang menjadi simbol propinsi Jawa Timur yang mengatakan “Jer Basuki Mawa Beya” yang artinya kurang lebih untuk mencapai suatu kesuksesan atau cita-cita diperlukan suatu pengorbanan atau biaya. Secara tidak langsung biaya tersebut diidentikkan dengan besarnya uang.
Sebagai contoh dalam memperjuangkan kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda selama 350 tahun diperlukan pengorbanan dan biaya yang tidak sedikit, bahkan hingga nyawa rakyat sebagai pengorbanannya. Bisa kita bayangkan berapa banyak uang yang telah dikeluarkan oleh para pendahulu bangsa demi kemerdekaan Republik ini.
Pada masa sekarang ini, perjuangan yang dilakukan akan lebih berat karena mempertahankan kemerdekaan dengan pembangunan manusia maupun bidang lainnya untuk memakmurkan masyarakat sesuai Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Pembangunan yang telah digariskan oleh pemerintah dalam perjuangannya juga membutuhkan uang dalam rencana APBN pada setiap tahunnya.
Atau dalam diri perseorangan, setelah lulus SMA apabila mempunyai cita-cita menjadi seorang insinyur atau dokter agar kelak mempunyai pegangan hidup yang lebih baik juga membutuhkan uang dalam meraihnya, disamping keuletan dan kecerdasan si fulan tersebut. Sebelum kuliah saja dalam melaksanakan proses belajar-mengajar selama pendidikan dasar dan menengah kita juga dituntut untuk memiliki uang yang cukup untuk sekedar membeli seragam ataupun buku, tas dan sebagainya.
Juga ketika seseorang yang telah dilanda sakit, dalam memperjuangkan hidupnya untuk mendapatkan kondisi kesehatan yang seperti semula saat menuju rumah sakit untuk berobat juga memerlukan uang. Bahkan tidak sedikit pula uang yang diperlukan ketika penyakit seseorang tersebut sudah mencapai stadium tertinggi.
Semua perjuangan yang dilakukan tersebut membutuhkan biaya, dan biaya itu dalam bentuk uang.
Tetapi uang juga bisa menjadi musibah bagi manusia jika digunakan tidak untuk memenuhi kebutuhan dasar, tetapi untuk memenuhi gaya hidup atau selera masyarakat lain.
Tidak sedikit orang mencari uang dengan cara yang tidak benar akibat tuntutan yang diluar kebutuhan pokok tersebut guna memenuhi tuntutan selera dan gaya hidupnya. Sehingga mencari jalan pintas untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar dan cepat. Seperi menjual diri ataupun korupsi.
Tidak sedikit pula yang mempertaruhkan nama keluarga besar untuk mendapatkan uang tersebut, sehingga saat ditangkap dan dinyatakan sebagai koruptor (karena menurut Cak lontong orang yang korupsi tetapi tidak tertangkap belum bisa dikatakan sebagai koruptor) bukan hanya dia saja yang menanggung malu, tetapi juga anak, istri, orangtua, kerabat dan keluarga besar lainnya ikut menanggung malu.
Semua perjuangan untuk mencapai cita-cita memang membutuhkan uang sebagai pembiayaan tersebut. Tetapi jangan sampai kita yang disetir oleh sehingga kita menjadi orang yang berhamba kepada uang, uanglah yang harus kita kendalikan agar kita tidak terjebak dalam pendewaan terhadap uang sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.
Itulah mengapa ada kata “Uang” dalam kata “Juang” .
Selamat beruang,..eh maaf.. Selamat berjuang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H