Mohon tunggu...
Cak Koekoeh
Cak Koekoeh Mohon Tunggu... Administrasi - Researcher

"Banyaknya ilmu yang beterbangan diatas kepala kita, maka ikatlah dengan tulisan"

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

“Uang” untuk “Berjuang” (1)

31 Juli 2015   17:24 Diperbarui: 12 Agustus 2015   05:17 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai contoh dalam memperjuangkan kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda selama 350 tahun diperlukan pengorbanan dan biaya yang tidak sedikit, bahkan hingga nyawa rakyat sebagai pengorbanannya. Bisa kita bayangkan berapa banyak uang yang telah dikeluarkan oleh para pendahulu bangsa demi kemerdekaan Republik ini.

Pada masa sekarang ini, perjuangan yang dilakukan akan lebih berat karena mempertahankan kemerdekaan dengan pembangunan manusia maupun bidang lainnya untuk memakmurkan masyarakat sesuai Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Pembangunan yang telah digariskan oleh pemerintah dalam perjuangannya juga membutuhkan uang dalam rencana APBN pada setiap tahunnya.

Atau dalam diri perseorangan, setelah lulus SMA apabila mempunyai cita-cita menjadi seorang insinyur atau dokter agar kelak mempunyai pegangan hidup yang lebih baik juga membutuhkan uang dalam meraihnya, disamping keuletan dan kecerdasan si fulan tersebut. Sebelum kuliah saja dalam melaksanakan proses belajar-mengajar selama pendidikan dasar dan menengah kita juga dituntut untuk memiliki uang yang cukup untuk sekedar membeli seragam ataupun buku, tas dan sebagainya.

Juga ketika seseorang yang telah dilanda sakit, dalam memperjuangkan hidupnya untuk mendapatkan kondisi kesehatan yang seperti semula saat menuju rumah sakit untuk berobat juga memerlukan uang. Bahkan tidak sedikit pula uang yang diperlukan ketika penyakit seseorang tersebut sudah mencapai stadium tertinggi.

Semua perjuangan yang dilakukan tersebut membutuhkan biaya, dan biaya itu dalam bentuk uang.

Tetapi uang juga bisa menjadi musibah bagi manusia jika digunakan tidak untuk memenuhi kebutuhan dasar, tetapi untuk memenuhi gaya hidup atau selera masyarakat lain.

Tidak sedikit orang mencari uang dengan cara yang tidak benar akibat tuntutan yang diluar kebutuhan pokok tersebut guna memenuhi tuntutan selera dan gaya hidupnya. Sehingga mencari jalan pintas untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar dan cepat. Seperi menjual diri ataupun korupsi.

Tidak sedikit pula yang mempertaruhkan nama keluarga besar untuk mendapatkan uang tersebut, sehingga saat ditangkap dan dinyatakan sebagai koruptor (karena menurut Cak lontong orang yang korupsi tetapi tidak tertangkap belum bisa dikatakan sebagai koruptor) bukan hanya dia saja yang menanggung malu, tetapi juga anak, istri, orangtua, kerabat dan keluarga besar lainnya ikut menanggung malu.

Semua perjuangan untuk mencapai cita-cita memang membutuhkan uang sebagai pembiayaan tersebut. Tetapi jangan sampai kita yang disetir oleh sehingga kita menjadi orang yang berhamba kepada uang, uanglah yang harus kita kendalikan agar kita tidak terjebak dalam pendewaan terhadap uang sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.

Itulah mengapa ada kata “Uang” dalam kata “Juang” .

Selamat beruang,..eh maaf.. Selamat berjuang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun