“Jadi bagaimana dengan cewekmu? Masih ta?” Nadya sedikit penasaran. Banyak tepatnya. Seorang lelaki yang diketahuinya sedang dalam status in relationship mengajak seorang perempuan di hari minggu untuk ‘jalan-jalan’ merupakan hal yang tidak biasa.
“Cewekku? Aman!” Jawab Bagus enteng.
“Tapi masih ‘kan?” Nadya masih penasaran.
“Masih, masih. Kenapa sih?” Bagus jengah, balik penasaran.
“Bukan apa-apa. Cuma merasa aneh saja. Buat apa kamu ajak aku jalan?” jelas Nadya.
“Semalam aku merasa bosan, pengen jalan-jalan dengan suasana berbeda. Kebetulan sekali kamu sms.”
“Kamu sedang bosan dengan pacarmu?” Nadya makin penasaran.
“Gak juga. Cuma ingin suasana baru. Bukan berarti aku sedang bosan atau sedang ada masalah dengan dia. Bukan. Lagipula gak masalah bukan, aku ajak kamu jalan, sebagai teman?”
“Umm.. Tidak masalah sih selama dia tidak salah paham, selama aku tidak dicap sebagai perusak hubungan orang lain.” Nadya selalu gusar dengan cap-cap tidak jelas seperti itu. Menurutnya hal itu hanya meniadakan pertemanan wanita dengan laki-laki.
“Tenang.” Bagus mencoba menenangkannya. Sebenarnya Nadya masih merasa risih, namun ia berusaha menepis semua kemungkinan terburuk dan mencoba menikmati pertemanan mereka.
Bagus merogoh sakunya, dia teringat ada pesan masuk sedari tadi ia abaikan. Kebetulan sekali, pikirnya. Ia segera membalas. Send. Sent. Done!