Mohon tunggu...
Apricilia
Apricilia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Titan, si Mirip Bumi Muda

9 Oktober 2018   16:50 Diperbarui: 9 Oktober 2018   16:55 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Permukaan Titan oleh Cassini

Sejak lama, manusia sangat terpaku dengan kemungkinan adanya dunia lain selain Bumi yang memiliki kehidupan. Hal ini dapat terlihat dari beberapa film dan cerita fiksi yang sering sekali mengangkat topik tersebut. Tentu saja hal ini dilakukan dengan pertama-tama mencari terlebih dahulu objek-objek yang berpotensi untuk memiliki kehidupan, atau disebut juga sebagai "mirip Bumi".

            Salah satu objek yang sudah dari lama diamati adalah satelit dari planet Saturnus, yaitu Titan. Titan menjadi objek kajian yang sangat menarik karena ditemukan hal-hal yang membuatnya mirip dengan Bumi pada masa lalu. Kemiripan pertama adalah keberadaan atmosfer pada Titan. Selain itu, kemiripan yang kedua adalah ditemukannya lautan di Titan.

Sumber: Cassini, NASA/JPL/Univ. Arizona/Univ. Idaho

Atmosfer Titan

Titan adalah satu-satunya satelit di Tata Surya yang mempunyai atmosfer.  Komposisi atmosfer Titan pada stratosfernya adalah nitrogen sebanyak 98,4% -- satu-satunya di Tata Surya selain Bumi yang memiliki kandungan nitrogen yang tinggi pada atmosfernya. Selain nitrogen, ditemukan juga metana, hidrogen dan beberapa hidrokarbon. Metana ini memberikan efek rumah kaca yang mirip dengan efek rumah kaca yang ditimbulkan oleh karbon dioksida pada Bumi, walaupun pada kadar yang berbeda.

Selain kemiripan dari kandungan nitrogen dan efek rumah kacanya, ditemukan juga bahwa atmosfer Titan mempunyai proses pelepasan atmosfer yang cukup mirip dengan Bumi, dapat dilihat dari dideteksinya angin polar yang dapat menarik metana dan nitrogen sepanjang medan magnetik Saturnus dan mengeluarkan komponen tersebut dari atmosfer Titan. Hal yang sama dipercayai terjadi juga pada Bumi dengan medan magnetiknya sendiri.

Terakhir, baru-baru ini penemuan juga mengindikasikan bahwa bukan hanya mempunyai atmosfer, namun ia juga mempunyai sistem pergantian musim seperti pada Bumi, hanya saja dengan materi yang berbeda. Contohnya, dipercayai bahwa pada Titan terjadi hujan, namun bukan hujan air, melainkan hujan metana. Hal ini disebabkan oleh keberadaan dari lautan yang ada pada Titan.

 

'Lautan' Titan

Seperti yang sudah disinggung pada bahasan sebelumnya, ditemukan bahwa Titan juga memiliki 'lautan' seperti pada Bumi. Komposisi 'lautan' Titan terdiri dari metana dan komponen organik lainnya. Sejauh ini, belum ditemukan keberadaan cairan stabil pada permukaan apapun pada Tata Surya selain Bumi dan Titan.

Keberadaan laut ini, sama halnya pada Bumi, menyebabkan terjadinya hujan. Hal ini karena lautan tersebut dapat menguap dan berkondensasi membentuk awan. Namun, pada Titan, hujan yang turun bukanlah air, melainkan metana dan hidrokarbon. Tentu saja ini juga adalah salah satu hal yang unik karena proses natural ini mirip dengan proses yang ada di Bumi, namun dengan material yang berbeda dari yang biasa kita kenal, yaitu air.

Selain itu, ditemukan juga bahwa lautan pada Titan memiliki ketinggian laut global. Hal ini juga ditemukan pada Bumi, artinya ditemukan elevasi dan depresi pada daerah-daerah Titan, namun tetap ada permukaan laut rata-rata. Hal ini dapat terlihat pada laut dan danau-danau terbesar di Titan yang menunjukan elevasi yang konsisten disepanjang permukaannya, sama seperti lautan Pasifik dan lautan Atlantik pada Bumi yang terletak pada level yang sama di Bumi.

Kemungkinan Kehidupan di Titan?

Adanya hujan hidrokarbon cair dan lautan ini menimbulkan hipotesis bahwa memungkinkan untuk terciptanya kondisi yang mirip dengan kondisi Bumi pada masa lampau saat kehidupan terrestrial dimulai. Selain itu, keberadaan metana dan  bantuan dari adanya sinar UV adalah salah satu bahan utama pembentukan materi-materi organik lainnya. Materi-materi organik ini sering kali dipercayai adalah awal mula dari kemunculan kehidupan.

Walaupun begitu, kondisi temperatur permukaannya yang dingin dan tidak ditemukannya air dalam bentuk air, membuat spekulasi bahwa jikapun ada kehidupan, kehidupan tersebut akan sangat berbeda dengan kehidupan pada Bumi. Terlepas dari itu, Titan tetap menjadi objek yang menarik untuk terus diteliti karena kemiripannya dengan Bumi pada masa lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun