Saya punya anak kelas 6 SD diberikan tugas menjawab soal-soal sekitar 30 soal, dikalikan sehari 3 pelajaran menjadi 90 soal, bisa dibayangkan soal sebanyak itu harus diselesaikan oleh murid dengan batas waktu yang telah ditentukan (biasanya siang). Pasti yang ada anak akan tertekan satu sisi oleh soal sisi yang lain oleh orang tua yang lebih galak 5x lipat dari gurunya.
Belum lagi oleh buruknya kualitas gambar yang difoto oleh sekolah ke Group Orangtua Murid, dan ada variabel lain-variabel lainyang membuat kurang tepatnya pelaksanaan KBM Daring seperti ini.
Mungkin lebih tepatnya ini adalah Tugas Daring bukan KBM Daring.
B. TIDAK MENYENANGKAN
KBM Daring yang banyak dilakukan di masa wabah Corona ini banyak yang kurang menyenangkan, antara lain adalah pola KBM yang hanya memberikan tugas tanpa melupakan unsur yang penting, yaitu tatap muka dan penjelasan guru.
Mungkin banyak pula yang menggunakan cara kurang menyenangkan ini disebabkan beberapa faktor, antara lain Koneksi Internet yang masih buruk, minimnya dana, atau memang tidak ada keinginan merubah ke arah yang lebih baik.
Di sinilah tugas Pemerintah untuk mengingatkan sekolah bahwa KBM Daring tidak melulu tugas, bisa melalui cara berikut ini:
Pembelajaran Bahasa Arab Online untuk kelas XI IPS 2 SMA Islam Al Azhar 4 Kemang Pratama Bekasi pada hari Senin, 23 Maret 2020 pukul 09.15 - 09.45 wib di tengah Wabah Covid-19 yang melanda Indonesia.
Alhamdulillah pembelajaran berlangsung dengan tertib, nyaman dan anak-anak terlihat sangat semangat dibandingkan dengan belajar di kelas. Namun meski demikian pembelajaran ini harus terus diulang-ulang karena Bahasa akan lupa jika tidak diulang-ulang.
KBM yang menyenangkan akan membuat murid nyaman, dan tidak merasa dikejar banyak tugas. Pun meski ada tugas banyak bisa dikemas dengan Google Classroom yang lebih kekinian.
Demikian curhat saya sebagai orangtua dan sekaligus guru. Semoga kreatifitas guru dan sekolah menjadi catatan tersendiri bagi pemerintah.