Di mata mereka, perbuatan dosa itu halal asalkan tidak terlihat oleh mata manusia lainnya. Seperti pernikahannya dengan Lelaki yang di mata Fani itu tak lebih dari anak manja yang begitu takut melihat kenyataan dunia.
Entah sudah berapa kali ketika sedang emosi, Lelaki itu mengucapkan kata-kata cerai dan talaq tapi ketika sudah reda amarahnya dengan gampangnya dia mengatakan, “Ah itukan cuma ucapan ketika sedang emosi, lagipula tidak ada orang lain ini yang mendengarnya.”
Fani sadar bahwa sudah sejak lama sebenarnya hubungan rumah tangganya itu sudah tidak lagi syah di mata Agama. Sebab, bukan hanya perlakuan dari Lelaki pengecut itu yang membuatnya sudah tidak mungkin lagi bisa menerima kehadiranya atas nama cinta.
Tapi memang Fani sadar bahwa jika di ibaratkan hubungan rumah tangga ini adalah seperti halnya ibadah salat berjamah yang sedang mereka kerjakan, maka sudah pasti ibadah salat berjamaah yang tengah mereka kerjakan itu tidak syah di mata Tuhan.
Sebab antara Imam dan Makmum sudah tidak lagi seirama, Imam sujud makmum rukuk, begitukun sebaliknya. Tapi Lelaki itu selalu menekan Fani agar terus berpura-pura tengah melakukan salat berjamah di mata manusia lainnya.
Catatan: Di buat oleh, Warkasa1919 dan Aprianidinni.. Cerita ini berdasarkan pengakuan dari seseorang yang tidak ingin disebutkan nama aslinya, jika ada kesamaan Foto, nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu hanyalah ilustrasi semata untuk mempermanis cerita dan tidak ada unsur kesengajaan. Cerita ini juga tayang di secangkirkopibersama.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H