Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Si Belah [Bagian Enam]

19 Agustus 2020   20:31 Diperbarui: 19 Agustus 2020   20:46 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya." kata Jabrik lagi membenarkan pertanyaan Oneng barusan.

"Aku bertemu dengan seorang Perempuan di tempat hiburan malam dan Ia menitipkan pertanyaan kepadaku, jika seandainya aku memang benar-benar bisa bertemu dengan Tuhan, saat itu Ia menanyakan kira-kira Ia bakal di masukan ke dalam Surga atau di masukan ke dalam Neraka? Selanjutnya aku juga bertemu dengan Perempuan tua yang tengah beribadah di pinggir Kali, saat mengetahui aku hendak mencari Tuhan Ia pun menitip pesan kepadaku, jika seandainya aku benar-benar bertemu dengan Tuhan, Ia ingin tau, kelak Ia akan di masukan ke dalam Surga apa?"

Jabrik mencoba mereka ulang percakapan antara Si Belah dengan suara tak berwujud yang di temuinya.

"Katakan pada Perempuan malam yang sering menangis sendirian karena merasa dirinya begitu hina di hadapan Tuhan, sehingga merasa malu untuk meminta imbalan Surga kepada Tuhan untuk amal dan perbuatan baik yang pernah Ia lakukan secara diam-diam. 

Atas permintaan dari hamba-hambaKu yang pernah Ia tolong ketika mereka sedang kesulitan, mereka  memohon kepadaKu agar memberikan ganjaran Surga kepada seorang Wanita yang menolong mereka dan tidak mengharapkan imbalan apa-apa, maka Wanita malam itu akan Aku masukan ke dalam Surga. Maka dari itu jika kelak engkau kembali bertemu dengannya, katakan kepadanya bahwa Ia akan dimasukkan kedalam Surga. Sebab Neraka merasa malu untuk menerima kedatangan orang-orang yang selalu berusaha menyembunyikan amal ibadah di mata manusia lainnya.

Dan katakan juga kepada Perempuan tua yang engkau temui tengah Sembahyang di atas batu Kali. Katakan kepadanya, bahwa kelak Ia juga akan Aku masukan ke dalam Surga seperti permintaannya selama ini. Aku mengetahui bahwa selama ini amal ibadah yang Ia kerjakan itu bukan semata-mata karena iklas kepadaKu sebab Ia lebih takut kepada Neraka dari pada Aku dan Ia juga lebih mencintai dan menginginkan Surga dari pada Aku. Tuhan yang telah menciptakannya juga Surga dan Neraka itu.

Siang malam Ia beribadah semata-mata karena hanya untuk mengharapkan imbalan Surga. Maka  kelak Ia juga akan Aku masukan ke dalam Surga, tapi itu cuma sebentar saja, selanjutnya Ia akan Aku masukan ke dalam Neraka. Sebab api Neraka itu bahan bakarnya terbuat dari Orang-orang lupa akan diri dan Tuhannya."

Jabrik menirukan ucapan suara tanpa wujud yang tengah berbicara kepada Si Belah, sambil terus menggeleng-gelengkan kepalanya seperti orang yang tengah khusuk berzikir.


Selanjutnya >> Bagian Tujuh

Catatan: Di buat oleh, Warkasa1919 dan Apriani Dinni. Cerita ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan Foto, nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. Cerita ini juga Tayang di Secangkir Kopi Bersama.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun