Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Usah Kau Lara Sendiri

21 Oktober 2019   21:23 Diperbarui: 21 Oktober 2019   22:10 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tautan.pro

Perempuan muda itu mendatangi di kala aku seorang diri,  membawa buliran air mata  jatuh satu persatu, terlihat kepedihan di wajahnya, bergetar berbagi duka yang dirasa

Perempuan muda terisak memperlihatkan bilur kemerahan, tanda mata dari lelaki yang seharusnya melindungi dia, terasa sakit pasti sakit luka hati menganga, putus asa dan kesedihan bercampur kemarahan

Perempuan muda itu terlalu pasrah mendatangi neraka dunia, menerima tanda mata pada sekujur tubuh

Kenapa begitu pasrah!
Kenapa engkau diam!
Tak bisa membedakan rasa sakit dan nikmat
Airmata pun tak mau mengalir dihadapan lelaki pengecut

Perempuan muda itu menyerahkan hidup dan matinya pada lelaki pengecut
Demi buah hatinya

Bibir kelu tak bisa berkata
Melihat tanpa berbuat
Terasa pedih

Perempuan muda itu tertawa dalam kesakitan


ADSN1919

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun