Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menikahlah dengan Suamiku (1)

15 Juli 2019   19:19 Diperbarui: 17 Juli 2019   10:47 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Istrimu yang memintaku pada orangtuaku," pintaku mencoba menahan keinginanmu waktu itu, karena aku tahu, tak mungkin ada perempuan yang mau suaminya menikahi wanita lain, apalagi dia sendiri yang akan meminta wanita itu untuk menjadi istri suaminya yang saat itu masih sah menjadi suaminya itu.

"Boleh." jawabmu tegas.

"Seandainya istrimu keberatan, kita berteman saja dan jangan bermimpi kita bersatu" kataku pelan, sambil menundukkan wajahku dari tatapan tajam kedua matamu.

---

Percakapan tiga bulan yang lalu itu sudah aku lupakan dan aku tidak pernah menghubungimu  lagi, aku pasrahkan pada Tuhan seandainya  istrinya tak mau memintaku untuk menjadi istri suaminya, apalagi kesehatannya sedang menurun saat ini.

Tiba-tiba engkau menghubungiku meminta alamat rumah orangtuaku, aku tak langsung memberikannya saat itu, hingga sampai tiga kali engkau meminta tetap aku tak memberinya dan aku luluh ketika istrimu  yang menghubungiku lalu meminta alamat rumah orangtuaku.

Dan sekarang mereka ada dihadapanku, memintaku untuk menjadi istri bagi suaminya, di depan  Bapakku, Lelaki bermata tajam dan di depan Putri cantiknya itu, dia memintaku untuk bersedia menerima lamaran dari lelaki yang saat ini masih sah menjadi suaminya itu. Tuhan apa yang harus aku lakukan?


Bersambung

ADSN, 150719

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun