5. Kontribusi social, memberikan kesempatan kepada mereka yang tidak memiliki peluang untuk bekerja, misalnya orang lanjut usia, orang cacat, orang tua yang sibuk dengan anaknya di rumah. Kantor virtual ini menunjukkan tanggung jawab sosialnya.
d. Kerugian Kantor Virtual
1. Rasa tidak memiliki, karena kurang bertemunya para pegawai kantor satu sama lain maka akan menimbulkan kehilangan perasaan menjadi bagian penting dari suatu organisasi.
2. Takut kehilangan pekerjaan, rasa kekhawatiran pekerja ini dikarenakan mereka terlepas dari operasi perusahaan. Sehingga mereka berkesimpulan bahwa mereka dapat menjadi korban “pemecatan elektronik”
3. Semangat kerja yang rendah, ada dua factor yaitu:
- Kurangnya interaksi antar sesama pegawai kantor dan atasan kerja
- Rendahnya gaji telecommuter dibanding dengan gaji pegawai di kantor tetap
4. Ketegangan keluarga, bila telecommuter memiliki masalah dalam keluarga maka mereka tidak memiliki waktu untuk beberapa jam, bahkan ada beberapa pasangan yang menyimpulkan bahwa bekerja dengan computer hanya untuk pengalihan tanggung jawab terhadap hubungan rumah tangga.
e. Strategi Kantor Virtual yang Disarankan
1. Sediakan sumber daya computer
2. Sediakan perlengkapan non-komputer, misalnya kalkulator, staples, amplop surat, daftar telepon dan sebagainya