Pada tanggal 1 November 2022 hingga 30 November 2022, mahasiswa FPB UKSW melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). KKN merupakan suatu mata kuliah yang mengedepankan proses aktualisasi teori yang didapatkan di dalam kampus kedalam kehidupan masyarakat secara tepat dan baik. Pada Tahun ini kegiatan KKN FPB UKSW dilaksanakan di dua tempat, yakni di Desa Sumberejo, Kabupaten Magelang  serta di Desa Cukilan Kabupaten Semarang. Kelompok 8 berkekesempatan untuk melaksanakan kegiatan KKN di Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang dengan tema "Pemberdayaan Masyarakat dalam Memanfaatkan Pekarangan Rumah yang Sempit".
Desa Sumberejo merupakan salah satu desa di Kabupaten Magelang yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani, khususnya tanaman hortikultura. Macam-macam tanaman hortikultura yang dibudidayakan di Desa Sumberejo, seperti seledri, sawi putih, sawi pakcoy, kobis, tomat, cabai, dan lain-lain. Selain memiliki usaha budidaya tanaman hortikultura di lahan, penduduk Desa Sumberejo sebagian juga memiliki usaha penjualan bibit tanaman hortikultura, khususnya tanaman sayur yang bisa ditemui di depan pekarangan rumah penduduk. Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan dengan beberapa pemilik usaha persemaian, dapat dikatakan penjualan bibit sayur di Desa Sumberejo cukup tinggi namun permasalahannya terkadang petani belum bisa memenuhi permintaan pasar dikarenakan terbatasnya lahan persemaian yang dimiliki. Oleh karena itu, kelompok kami menyusun program kerja terkait pengoptimalan lahan pekarangan menjadi tempat persemaian dengan sistem persemaian bertingkat.
Sistem persemaian bertingkat pada prinsipnya sama dengan sistem persemaian pada umumnya. Perbedaan sistem persemaian bertingkat dengan sistem persemaian pada umumnya adalah adanya tingkatan pada rak persemaian. Tingkatan pada rak persemaian dilakukan dengan tujuan untuk mengoptimalkan jumlah bibit yang dapat ditampung pada rak persemaian. Pada ukuran tempat persemaian yang sama, Â jumlah bibit yang dapat ditampung pada rak bertingkat 2-3 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan jumlah bibit pada rak tunggal. Untuk jumlah tingkatan yang digunakan dalam program kerja kami, yaitu tiga tingkat. Hal ini disesuaikan dengan tinggi rata-rata petani di Desa Sumberejo, sehingga tingkat tertinggi masih dapat dijangkau oleh petani dengan mudah.
Pada sistem persemaian bertingkat ini, kelompok kami juga menambahkan sistem otomatisasi penyinaran dan penyiraman. Penambahan sistem penyinaran otomatis dilakukan untuk mengoptimalkan intensitas cahaya yang dapat diterima oleh bibit tanaman terutama pada rak kedua dan ketiga, serta pada kondisi musim penghujan dimana intensitas cahaya matahari yang diterima sangat kecil.  Kemudian, penambahan sistem penyiraman otomatis dilakukan untuk membantu petani dalam menentukan jadwal menyiram bibit tanaman. Penentuan jadwal penyiraman ini penting sebagai akibat tingginya aktivitas petani Desa Sumberejo di lahan, sehingga terkadang petani terlambat bahkan lupa untuk menyiram bibit persemaiannya. Dengan adanya sistem penyiraman otomatis ini diharapkan dapat membantu petani dalam mengatur waktu penyiraman, bahkan  ketika petani sedang tidak berada di dekat tempat persemaian. Hal ini terjadi karena sistem penyiraman otomatis dapat dilakukan pada jarang jauh menggunakan smartphone.
Proses pembuatan tempat persemaian bertingkat dengan otomatisasi penyinaran dan penyiraman, yaitu
Disiapkan alat berupa parang, gergaji, kawat, palu, paku, linggis, dan cangkul serta bahannya berupa bambu sebanyak 5 batang dengan panjang lebih dari 5 meter serta plastik dengan panjang 2 meter dan lebar 1 meter.
Dibuat tempat persemaian bertingkat dengan ukuran panjang 2 meter, lebar 1 meter, serta tinggi 2 meter. Setelah tempat persemaian selesai, dilanjutkan dengan merakit rangkaian selang yang terhubung dengan nozzle.
Dipotong selang sepanjang 40 cm, 70 cm, 1 meter kemudian disambungkan dengan nozzle dengan urutan selang 40 cm- nozzle-selang 70 cm- nozzle-selang 40 cm- 1 meter ulangi rangkaian ini sampai panjang selang cukup untuk 1 tempat persemaian.
Selanjutnya Dipotong LED strip sepanjang 2 meter sebanyak 3 buah kemudian disambungkan dengan kabel
Langkah selanjutnya, dipotong kabel kemudian disambungkan dengan adaptor dengan mempertemukan kabel yang merah dengan lambang positif (+) pada adaptor dan kabel biru dengan lambang negatif (-) pada adaptor.
Jika semua bagian sudah dirangkai, selanjutnya ditarik kabel sepanjang 10 meter dari tempat rak ke sumber listrik serta memasang terminal listrik di rak untuk menempatkan Bardi Smart Plug  agar terhubung dengan listrik Setelah itu rangkaian selang dipasang pada tempat persemaian dengan rangkaian seri.
Ketika semua komponen persemaian siap, dipasang semua rangkaian yang sudah dirangkai, yang pertama memasang rangkaian lampu strip LED pada tingkat 2 dan 3 dengan panjang masing-masing 2 meter dengan menggunakan sterofoam tape.
Selanjutnya dipasang rangkaian selang yang sudah terpasang nozzle dengan rangkaian seri, namun terlebih dahulu dipasang pompa pada bagian depan rumah persemaian lalu dikuatkan dengan klem kemudian disambungkan selang pada sisi kiri pompa untuk menarik air dari sumber air dan memasang kabel di sisi kanan pompa untuk mengalirkan air pada rangkaian selang yang akan dipasang.
Tahap selanjutnya memasang Bardi Smart Plug pada sumber listrik dan melakukan registrasi melalui smartphone dengan mengunduh terlebih dahulu aplikasi bardi di smartphone lalu mendaftarkan akun email atau nomor telepon.
Setelah selesai kemudian login di aplikasi bardi, lalu cari nama perangkat berupa seri tipenya selanjutnya dihidupkan wifi untuk disambungkan ke bardi dengan cara tekan tombol power pada bardi selama 8 detik sampai terdapat indikator lampu biru menyala.
Setelah tersambung, dilakukan pengaturan untuk menyalakan lampu strip LED dan penyiramannya sesuai dengan waktu yang diinginkan, jangan lupa pompa air dan kontak pada lampu LED di colokan pada bardi yang sudah terpasang pada terminal atau stopkontak, jika sudah selesai, persemaian bertingkat pun siap digunakan.Â
Setelah tempat persemaian bertingkat dengan otomatisasi penyinaran dan penyiraman selesai dibuat, kelompok kami lalu melakukan uji terhadap teknologi persemaian yang telah dibuat sebelum nantinya disosialisasikan kepada masyarakat Desa Sumberejo. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 November 2022 di Balai Desa Sumberejo pukul 13.00-15.00 WIB. Pada kegiatan sosialisasi ini turut mengundang perangkat Desa Sumberejo, kelompok tani Desa Sumberejo, karang taruna Desa Sumberejo, serta ibu-ibu PKK Desa Sumberejo.Â
Kegiatan sosialisasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkenalkan dan menjelaskan program kerja pengoptimalan lahan persemaian di lahan pekarangan yang sempit menggunakan teknologi otomatisasi penyinaran dan penyiraman. Selain penjelasan menggunakan Power Point, dalam kegiatan sosialisasi juga dilakukan demo langsung terkait cara membuat serta menggunakan teknologi otomatisasi penyinaran dan penyiraman.Â
Melalui sosialisasi program kerja serta demo secara langsung kepada masayarakat Sumberejo, diharapkan mampu menjawab permasalahan petani bibit di Desa Sumberejo dalam mengoptimalkan produksi bibit di pekarangan rumah sehingga mampu memenuhi permintaan pasar. Selain itu, dengan adanya program kerja ini diharapkan sistem pertanian di Desa Sumberejo akan semakin modern dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang sudah ada.
Kelompok 8: Apria Ajeng Winanti, Rian Gabriel Girsang, Gregorius Duwi FW, dan Toni Wijaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H