Mohon tunggu...
Apria AjengWinanti
Apria AjengWinanti Mohon Tunggu... Freelancer - Spread Love,Not Hate

SWCU'19

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN FPB UKSW: Pengoptimalan Pekarangan sebagai Tempat Persemaian dengan Sistem Otomatisasi Penyinaran dan Penyiraman

17 Desember 2022   14:33 Diperbarui: 17 Desember 2022   14:42 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN FPB UKSW: Pengoptimalan Lahan Pekarangan sebagai Tempat Persemaian dengan Sistem Otomatisasi Penyinaran dan Penyiraman/dokpri

Pada tanggal 1 November 2022 hingga 30 November 2022, mahasiswa FPB UKSW melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). KKN merupakan suatu mata kuliah yang mengedepankan proses aktualisasi teori yang didapatkan di dalam kampus kedalam kehidupan masyarakat secara tepat dan baik. Pada Tahun ini kegiatan KKN FPB UKSW dilaksanakan di dua tempat, yakni di Desa Sumberejo, Kabupaten Magelang  serta di Desa Cukilan Kabupaten Semarang. Kelompok 8 berkekesempatan untuk melaksanakan kegiatan KKN di Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang dengan tema "Pemberdayaan Masyarakat dalam Memanfaatkan Pekarangan Rumah yang Sempit".

Desa Sumberejo merupakan salah satu desa di Kabupaten Magelang yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani, khususnya tanaman hortikultura. Macam-macam tanaman hortikultura yang dibudidayakan di Desa Sumberejo, seperti seledri, sawi putih, sawi pakcoy, kobis, tomat, cabai, dan lain-lain. Selain memiliki usaha budidaya tanaman hortikultura di lahan, penduduk Desa Sumberejo sebagian juga memiliki usaha penjualan bibit tanaman hortikultura, khususnya tanaman sayur yang bisa ditemui di depan pekarangan rumah penduduk. Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan dengan beberapa pemilik usaha persemaian, dapat dikatakan penjualan bibit sayur di Desa Sumberejo cukup tinggi namun permasalahannya terkadang petani belum bisa memenuhi permintaan pasar dikarenakan terbatasnya lahan persemaian yang dimiliki. Oleh karena itu, kelompok kami menyusun program kerja terkait pengoptimalan lahan pekarangan menjadi tempat persemaian dengan sistem persemaian bertingkat.

Persemaian bertingkat dengan otomatisasi penyinaran dan penyiraman di Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang/dokpri
Persemaian bertingkat dengan otomatisasi penyinaran dan penyiraman di Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang/dokpri

Sistem persemaian bertingkat pada prinsipnya sama dengan sistem persemaian pada umumnya. Perbedaan sistem persemaian bertingkat dengan sistem persemaian pada umumnya adalah adanya tingkatan pada rak persemaian. Tingkatan pada rak persemaian dilakukan dengan tujuan untuk mengoptimalkan jumlah bibit yang dapat ditampung pada rak persemaian. Pada ukuran tempat persemaian yang sama,  jumlah bibit yang dapat ditampung pada rak bertingkat 2-3 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan jumlah bibit pada rak tunggal. Untuk jumlah tingkatan yang digunakan dalam program kerja kami, yaitu tiga tingkat. Hal ini disesuaikan dengan tinggi rata-rata petani di Desa Sumberejo, sehingga tingkat tertinggi masih dapat dijangkau oleh petani dengan mudah.

Pada sistem persemaian bertingkat ini, kelompok kami juga menambahkan sistem otomatisasi penyinaran dan penyiraman. Penambahan sistem penyinaran otomatis dilakukan untuk mengoptimalkan intensitas cahaya yang dapat diterima oleh bibit tanaman terutama pada rak kedua dan ketiga, serta pada kondisi musim penghujan dimana intensitas cahaya matahari yang diterima sangat kecil.  Kemudian, penambahan sistem penyiraman otomatis dilakukan untuk membantu petani dalam menentukan jadwal menyiram bibit tanaman. Penentuan jadwal penyiraman ini penting sebagai akibat tingginya aktivitas petani Desa Sumberejo di lahan, sehingga terkadang petani terlambat bahkan lupa untuk menyiram bibit persemaiannya. Dengan adanya sistem penyiraman otomatis ini diharapkan dapat membantu petani dalam mengatur waktu penyiraman, bahkan  ketika petani sedang tidak berada di dekat tempat persemaian. Hal ini terjadi karena sistem penyiraman otomatis dapat dilakukan pada jarang jauh menggunakan smartphone.

Proses pembuatan tempat persemaian bertingkat dengan otomatisasi penyinaran dan penyiraman, yaitu

Disiapkan alat berupa parang, gergaji, kawat, palu, paku, linggis, dan cangkul serta bahannya berupa bambu sebanyak 5 batang dengan panjang lebih dari 5 meter serta plastik dengan panjang 2 meter dan lebar 1 meter.

Dibuat tempat persemaian bertingkat dengan ukuran panjang 2 meter, lebar 1 meter, serta tinggi 2 meter. Setelah tempat persemaian selesai, dilanjutkan dengan merakit rangkaian selang yang terhubung dengan nozzle.

Dipotong selang sepanjang 40 cm, 70 cm, 1 meter kemudian disambungkan dengan nozzle dengan urutan selang 40 cm- nozzle-selang 70 cm- nozzle-selang 40 cm- 1 meter ulangi rangkaian ini sampai panjang selang cukup untuk 1 tempat persemaian.

Selanjutnya Dipotong LED strip sepanjang 2 meter sebanyak 3 buah kemudian disambungkan dengan kabel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun