Mohon tunggu...
Aprelia Amanda
Aprelia Amanda Mohon Tunggu... -

line: Apreliamanda apreliaa.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dibalik Pernyataan "Orang Baik Cepat Mati"

17 Januari 2016   13:13 Diperbarui: 17 Januari 2016   13:24 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu halnya dengan Soekarno. Mereka yang sezaman dengan Soekarno dengan mudah bisa mengenai Soekarno dari dimensi historisnya. Bagi mereka Soekarno sebagai orang hebat yang memiliki jasa besar bagi Indonesia ia juga adalah Bapak Otoriterianisme. Bagi mereka Soekarno adalah sosok historis dengan puja dan celaannya. Dan Adnan Buyung Nasution perlu dicatata karena melalui disertasi doktornya mendokumentasikan dengan baik sosok historis Soekarno sebagai pemotong Demokrasi Konstitusional dan Pendiri Otoritarianisme bermerek Demokrasi terpimpin.

Namun di depan anak-anak bangsa yang baru lahir atau melek politik setelah zaman Soeharto lewat, Soekarno hanya bisa dikenali dari sosok mitologisnya. Inilah yang kemudian bisa menjelaskan mengapa anak-anak muda yang mengaku pro demokrasi secara ironis menggunakan kaos oblong bergambar Soekarno. Seolah-olah Soekarno adalah bapak Demokrasi. Soekarno kembali membesar setelah ia dipanggil pulang oleh Tuhan dan meninggalkan selimut mitos yang membungkusnya abadi.

Begitulah mitos bisa sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Mitos boleh jadi diperlukan misalnya untuk memanfaatkan kepahlawanan, mitologis sebagai energi pembangkit semangat kebangsaan. Namun sejatinya masyarakat yang sehat adalah yang bisa meminimalisir mitos sebagai instrumen rekayasa sosial.

Minggu 11 juli 1999
"Mencintai Indonesia dengan Amal" Refleksi atas Fase Awal Demokrasi
Eep Saefullah Fatah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun