Organisasi Mahasiswa pun dirancang sebagai fasilitas yang mengasah keterampilan mahasiswa yang siap kerja setelah lulus atau kehidupan pasca kampus agar mahasiswa merasa dirinya cukup dan mampu menghadapi segala tantangan yang ada di dunia kerja.Â
Hal ini disebabkan masa mengenyam pendidikan dari SD hingga Kuliah mungkin hanya sebatas ‘belajar berenang di kolam renang’ tetapi keluar dari dunia pendidikan dan memasuki dunia kerja pelajar dan mahasiswa dihadapkan dengan medan ‘lautan dan samudra’. Artinya jika mereka tidak dibekali kemampuan yang lebih maka akibatnya adalah ‘tenggelam’.Â
Organisasi Mahasiswa adalah salah satu tempat pembekalan kemampuan tersebut yang merepresentasikan ‘mengarungi sungai dan menyelami danau’.Â
Sebelum pasca kampus mengenalkan individu dengan kerasnya ombak dan badai, setidaknya ada kemampuan beradaptasi dengan terjangan yang serupa atau hal yang sama dengan tingkatan kesulitan yang berbeda. Sehingga lebih meningkatkan ketangkasan belajar dalam menempuh wahana yang baru alias mahasiswa tidak hanya dibekali kemampuan berenang, namun juga berayar.
Organisasi Mahasiswa dari sudut pandang pelaksananya; mahasiswa. Tidak hanya bicara soal pengembangan potensi, tapi juga menciptakan potensi baru; melahirkan pemimpin-pemimpin baru.Â
Optimisme para pengkader di organisasi tentunya adalah tidak berhentinya kemampuan luar biasa yang dikantongi para senior tapi juga tetap berlanjut ke generasi penerusnya, salah satunya adalah sikap dan perilaku kepemimpinan. Sebagai kaum intelek, pengkaryaan atau pengkaderan individu tentunya akan mengarahkan tidak hanya kepada ilmu ilmiah namun juga kepada ilmu amaliah.Â
Tidak sekedar teoretis tapi juga terpraktekkan dengan baik untuk kepentingan yang bermanfaat; progresifitas kemajuan bangsa. Dalam hal ini, mahasiswa yang memutuskan berkembang di Organisasi Mahasiswa dapat dikaryakan dengan baik jika memang itu pilihannya dan demi kepentingan bersama.Â
Sejarah membuktikan bahwa Organisasi Mahasiswa seperti lembaga eksekutif atau legislatif mahasiswa dapat memberikan dampak besar dalam kritiknya terhadap keberjalanan negara atau sistem pemerintahan. Hal demikian tentunya membuktikan setidaknya para pemberani tersebut memiliki kepemimpinan yang baik untuk menggiring dan memandu generasinya dalam kebaikan dan kemajuan.
Kesiapan Memimpin
Bicara soal kepemimpinan, sejatinya tidak bicara sekedar jabatan. Posisi atau kedudukan para petinggi kampus yang selama ini kerap digaungkan sebagai kebanggaan sebenarnya tidak menjamin individu tersebut sebagai pemimpin.