---***---
Saya harap org2 yg anti-vaksin juga mengemukakan fakta2 ini dalam penyampaian informasi mereka kpd masyarakat."
oleh Muhammad Saifuddin Hakim
Menjawab klaim ibu2 yg bangga anaknya tidak divaksinasi tapi baik2 saja
tanggapan dari artikel berikut:
"pertama, perlu diketahui bhwa di ngara barat, pro kontra vaksinasi mmg ada. Di Belanda, sseorang boleh menolak utk tdk divaksin. Saya dan teman2 bekerja di Lab virus dan bakteri di sini, shga kmgkinan terpapar virus/bakteri pun mnjadi meningkat. Shga sgt dianjurkan utk dvaksin. Namun, bbrp teman yg mnolak utk dvaksin sebelum masuk lab, tdk apa2, dosen di sini sgt mmahami. Dosen akan mencatat siapa muridnya yg tdk dvaksin dan mereka akan lebih ketat diawasi oleh staf di sini, krn risiko paparan virus/bakteri lebih tinggi krn mreka tdk divaksin. Jd, artikel tsb mmg dtulis oleh orang yg anti-vaksin."
"kedua, ttg "Why Are So Many of Our Highly Vaccinated Children So Sick?" ini jga perlu dkritisi. Seolah2, vaksin adalah "penyebab" itu semua. Pdhl, determinan kesehatan itu banyak, tdkj hanya vaksin, sbgmn artikel saya di atas. Jgn krn satu-dua kasus, kmudian diegeneralisir pd semua kasus. Contoh, anak saya imunisasinya lgkap. Jarang sakit, kl sakit demam, pling saya hanya beri penurun panas, tanpa antibiotik, satu dua hari smbuh. Kl diare, cukup saya beri cairan lebih banyak, tanpa obat, shari dua hari sembuh. Prtumbuhannya bagus, bhkn mlampaui anak2 lainnya. Hafalannya bagus, dlm usia 2-3 thun sdah hafal bebarapa surat, beberapoa hadits Nabi, sdah hafal huruf latin A-Z. Apakah saya kmudian mengeneralsir, "imunisasi sj, spy sperti anak saya?" Atau, kasus lain. Anak2 Indonesia rata2 divaksin. Mereka pintar2, banyak yg juara olimpiade internasional. Apa jg akan kita katakan,"Divaksin sj, spy jd juara olimpiade internasional?" Jd, artikel tsb seolah2 ingin mnyesatkan bhwa banyaknya anak amerika yg sakit adalh krn vaksin! Dia hanya menyebutkan banyaknya anak yg sakit, namun mana data yg menunjukkan bhw penyebabnya adlh vaksin? Tidak ada! Kecuali kesimpulan itu akan muncul krn dia telah menggiring kita ke arah opini tsb."
"Ketiga, ttg "New Vaccines Coming to Change Our DNA" ini juga perlu diluruskan. Ada yg namanya vaksin DNA, yaitu kita ambil DNA virus-nya sj, tanpa komponen lainnya, dan ini bisa dipakai utk membangkitkan respon kekebalan tubuh spesifik utk virus tsb. Kemudian org menyangka bhw dgn memasukkan DNA brarti akan menjadi satu dgn DNA kita dan kemudian mengubah susunan DNA kita dan mengubah keturunan?? Ini tdk benar. DNA virus tdk bisa masuk bergabung dgn DNA kita kecuali kalau kita terinfeksi virus "secara utuh". Itupun tdk semua virus bisa melakukannya. Kalau cuma kta masukkan DNA sj, tdk bisa. Contoh, si A pencuri, dia bisa masuk rumah scara paksa dan mengambil semua barang kita. Tapi kalau kita potong tangan dan kakainya, apakh si A tetap bisa mencuri meski kita "mengenal" si A sbgai pencuri? Saya kira ini analogi yg mudah. Inilah prinsip vaksin DNA, kita masukkan DNA virus, shga muncul respon spesifik trhadap virus tsb, shga ktika ada "virus utuh beneran" yg masuk, kita sudah kebal."
"Keempat, kutipan "More of us are asking why we have to get a flu shot every year", jd org divaksin influenza, mgp masih kena flu jga? Perlu diketahui, bhwa respon kekebalan tubuh kita sangat spesifik. Virus A hanya bisa dilawan dgn antibodi A, virus B dgn antibodi B, dst. Kita mmbuat vaksin berdasarkn virus flu apa yg banyak beredar saat itu. Kalau virus flu-nya berubah, mengalami mutasi/perubahan pd DNA-nya, mka bsa jd vaksin sbelumn ya tdk efektif, ini karena "virusnya pintar". Oleh krn itu, vaksin influenza di belkanda bisa berubah tiap tahun, mengikuti perubahan virusnya, dan diulang lagi vaksinasinya krn virusnya sdah berubah. Analoginya begini spy mudah. Polisi memasang foto si A karena dia teroris, spy masyarakat waspada. Masyarakat sdah hafal dgn wajah si A. Tapi, si A tiba2 operasi plastik, shga wajahnya berubah. Kira2, masyarakat yg hafal wajah A sebelumnya, ktika ada si A "yg baru" apakah mereka akan langsung menangkap si A? Semoga sedikit ini bsa difahami, wallahu a'lam."
ttg imun dari ASI