(3) 'Mengejar ketertinggalan'
Ketika babak pertama usai misalnya berakhir dengan 2-0, komentator atau pemandu acara biasanya mengatakan, "Kalah 0-2, bagaimana strategi pelatih untuk mengejar ketertinggalan'. Sekilas ungkapan 'mengejar ketertinggalan' sebenarnya tidak bermasalah. Namun, pertanyaannya, ketertinggalan kok malah dikejar, ya?Ini bicara kelogisan kalimat saja.
Untuk menyiasati agar kalimat tetap logis, barangkali si pembawa acara atau komentator bisa menghindari pemakaian kata itu, misalnya dengan 'memperkecil ketertinggalan' atau 'mengatasi ketertinggalan'.
Terlepas dari itu, pertandingan yang menarik yang disuguhkan pemain sepak bola jauh lebih penting dan lebih menarik. Kita ingin melihat gol-gol indah yang disarangkan para pemain ke gawang lawan. Kita ingin menjadi saksi bagaimana para pemain sedikit bermain sinetron dan bersandiwara di lapangan. Demikian juga wasit yang sering kita cap tidak adil dalam mengambil sebuah keputusan.
Namun, perlu kita ingat juga, ini semua hanya sekadar tontonan untuk sekadar mengendurkan saraf-saraf dari ketegangan setelah beraktivitas. Tak perlu harus terbawa emosi, bukan? Selamat menonton Liga Inggris, selamat mendukung klub kesayangan Anda. ~~ Apose
(Tulisan ini hanya sekadar intermezzo saja tak usah dimasukkan ke hati. :) )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H