Mohon tunggu...
ACHMAD PISERA
ACHMAD PISERA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa 23107030144 UIN Sunan Kalijaga

kunci keberhasilan adalah tidak menyerah dan ingin mencoba.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Theodore Cleverger Jr.: Pendekatan Awal dalam Definisi Komunikasi

19 Juni 2024   20:56 Diperbarui: 19 Juni 2024   21:17 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam bidang komunikasi, upaya untuk mendefinisikan istilah "komunikasi" secara tunggal telah menjadi tantangan besar bagi akademisi. Theodore Clevenger Jr., salah satu pengamat awal dalam teori komunikasi, berpendapat bahwa kegagalan untuk mencapai definisi tunggal ini disebabkan oleh sifat dinamis komunikasi itu sendiri sebagai kata kerja yang memiliki kedudukan kuat dalam kosakata umum. Artinya, komunikasi tidak hanya sekadar kata; ia adalah tindakan kompleks yang berlangsung dalam berbagai konteks dan situasi, membuatnya sulit untuk disematkan pada satu definisi yang mencakup semua aspeknya.

Alasan Ketidakmungkinan Mendefinisikan Komunikasi Secara Tunggal

Menurut Clevenger, ada beberapa alasan mengapa komunikasi tidak bisa didefinisikan secara tunggal. Pertama, karena komunikasi adalah kata kerja yang melibatkan tindakan dinamis yang sering kali memiliki variasi yang luas tergantung pada situasi dan konteks di mana ia digunakan. Dalam banyak kasus, komunikasi berfungsi sebagai proses yang menghubungkan bagian-bagian terputus dalam sebuah sistem, baik itu dalam interaksi antarindividu, kelompok, atau bahkan antar-organisasi. Misalnya, ketika seseorang berbicara kepada orang lain, mereka tidak hanya bertukar kata-kata tetapi juga menyampaikan informasi, perasaan, dan makna yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa komunikasi menghubungkan dan mengintegrasikan elemen-elemen yang berbeda dalam interaksi.

Tiga Perspektif Definisi

Untuk lebih memahami mengapa definisi tunggal sulit dicapai, Clevenger membagi komunikasi ke dalam tiga perspektif utama:

  1. Tingkat Pengamatan: Komunikasi dilihat sebagai proses yang menghubungkan bagian-bagian terputus dalam suatu sistem. Misalnya, dalam konteks organisasi, komunikasi dapat dilihat sebagai cara untuk mengintegrasikan berbagai departemen sehingga mereka dapat berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis. Dalam konteks ini, komunikasi bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan berbagai elemen sistem untuk menciptakan aliran informasi yang efektif.

  2. Tujuan: Dalam perspektif ini, komunikasi dipandang sebagai alat yang digunakan untuk mengirim pesan dengan tujuan tertentu, sering kali untuk mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima. Sebagai contoh, dalam kampanye iklan, pesan-pesan dirancang untuk mendorong konsumen membeli produk atau layanan tertentu. Di sini, komunikasi bukan hanya pertukaran informasi, tetapi juga sarana untuk mencapai tujuan strategis tertentu.

  3. Penilaian Normatif: Komunikasi dilihat sebagai pertukaran pemikiran atau gagasan yang dinilai berdasarkan keberhasilan, efektivitas, atau ketepatan dalam penyampaian pesan. Dalam konteks ini, komunikasi dapat dinilai dari seberapa baik pesan itu diterima dan dipahami oleh penerima. Misalnya, keberhasilan komunikasi dalam pendidikan dapat diukur dari seberapa baik siswa memahami dan menerapkan konsep-konsep yang diajarkan.

Peter Andersen: Relativisme dalam Definisi Komunikasi

Peter Andersen mengadopsi pendekatan yang lebih relativis dalam mendefinisikan komunikasi. Dia berpendapat bahwa tidak ada pandangan yang benar atau salah dalam mendefinisikan komunikasi. Sebaliknya, pilihan mengenai definisi komunikasi lebih merupakan masalah preferensi dan relevansi dalam konteks tertentu. Menurut Andersen, sebuah definisi harus dinilai berdasarkan seberapa baik definisi tersebut membantu akademisi dalam menjawab pertanyaan atau masalah yang dihadapi dalam penelitian mereka.

Penelitian Akademisi tentang Komunikasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun