Andai dia tahu bagaimana perjuangan saya selama menyelesaikan kuliah saya, tentu ia tidak bakal bertanya seperti ini. Gumam Anton.
"Iya, akan segera diselesaikan. Doakan saja, ya," Jawab Anton seramah mungkin.
Selanjutnya, ketika selesai wisuda. Si Anton dihadapkan lagi pada episode berikutnya, yakni pekerjaan. Lamar sana-sini. Alhamdulillah, belum ada yang mampir. Yang penting usaha saja dulu. Kerahkan segenap kemampuan yang dimiliki dan jangan lupa berdoa terlebih dahulu.
Suatu saat, Anton tidak sengaja berjumpa kawan lama di Restoran. Si kawan pun mengajak Anton untuk duduk santai sambil menikmati kopi terlebih dahulu. Mereka pun membahas tentang cerita masa kuliah dulu. Tawa semakin menghiasi suasana. Menit berikutnya, si kawan bertanya ke hal yang pribadi, "sekarang, kerja di mana? Rugi loh, sudah kuliah bertahun-tahun jadi pengangguran. Paling tidak honor saja, cari kek di mana tempat yang bisa nerima."
Mendengar kalimat seperti ini, kira-kira perasaan Anton bagaimana ya? Masih utuh atau perlu pengendalian diri lagi? Tentu kita mampu merasakannya.
"Yah biasalah, sedang usaha. Semoga nanti dapat pekerjaan yang berkah," Jawab Anton berusaha untuk ramah. Padahal jujur, ingin rasanya Anton pergi saja dari tempat ini. karena hawanya tiba-tiba terasa berbeda.
Oleh karena itu, sebaiknya setiap kita harus berhati-hati berkomentar dan bertanya tentang kehidupan pribadi orang lain. Karena kita tidak tahu mereka telah menempuh perjuangan yang bagaimana dan seperti apa. Tidak selamanya gelap menemani bumi dan mendung memayungi daratan, ada saatnya terang dan cerah datang silih berganti.
Nah, demikian contoh yang dapat saya cantumkan untuk tulisan kali ini. semoga bermanfaat.
___
Kerinci-Jambi, 08 Februari 2022 M / 07 Rajab 1443 H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H