Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Enam Puluh Tahun Bersama, Inspirasi Pernikahan untuk Diwariskan

23 September 2024   09:26 Diperbarui: 23 September 2024   10:00 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernikahan adalah ikatan suci yang diharapkan dapat bertahan seumur hidup. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua pernikahan mampu melewati ujian waktu.

Di tengah maraknya perceraian yang seolah menjadi tren, kisah cinta Oma Roseline dan Opa Tjiptadinata menjadi oase di tengah gurun.  60 tahun usia pernikahan bukanlah waktu yang singkat. 

Pertemuan pertama saya dengan pasangan inspiratif ini dimulai pada bulan Agustus 2013. Dalam ajang temu kompasianers pribadi atas undangan mereka yang sedang berkunjung ke Indonesia, memperkenalkan saya dengan Pak Thamrin Sonata (almarhum) dan Pak Katedrajawen. 

Pertemuan pertama. Ada Bu Rokhmah. 
Pertemuan pertama. Ada Bu Rokhmah. 

Saya berkesempatan mendampingi pasangan ini dalam beberapa kompasianival, dan juga bertemu kelompok setiap pasangan ini berkunjung ke Indonesia. 

Ulang tahun pernikahan ke 50
Ulang tahun pernikahan ke 50

Tahun 2015, Januari, saya bersama Pak Katedra dan Pak Thamrin Sonata diundang ke acara keluarga, 50 tahun pernikahan dan sukses membuat saya merenung tentang makna pernikahan yang sesungguhnya.

Saya selalu bertanya-tanya, mengapa ada pernikahan yang bisa bertahan begitu lama? Apa rahasianya? Dari obrolan santai bersama Oma dan Opa, saya menemukan jawaban yang sederhana namun begitu dalam.

Opa dengan tegas menyatakan, "Istri saya ini orang hebat. Ia bertahan, di antara seluruh badai kehidupan kami. Ditipu orang, masuk penjara, semua dilewati." Kata-kata itu menyentuh hati saya. Di tengah segala cobaan hidup, cinta dan kesetiaan mereka justru semakin teruji dan tumbuh semakin kuat.

Oma juga tak kalah luar biasa. Saat saya bertanya tentang bagaimana ia bisa bertahan menemani Opa ke mana mana, ia menjawab dengan tulus, "Suami saya tidak capek, ya saya juga tidak." Sederhana, namun di balik kalimat itu tersimpan makna yang begitu dalam tentang dukungan tanpa syarat dan kesediaan untuk bersama melewati suka dan duka. Saya nyaris tidak pernah melihat Opa tanpa Oma. Komitmen untuk tetap bersama adalah hal yang saya temukan. 

Saya melihat sendiri interaksi hangat antara Oma, Opa, dan cucu-cucu mereka, saya semakin yakin bahwa pernikahan yang bahagia adalah warisan paling berharga yang bisa kita berikan kepada generasi selanjutnya.

 Cucu mereka, pada ulang tahun pernikahan ke 50 di hotel Jayakarta waktu itu menuturkan dengan penuh bangga dan bahagia tentang kakek neneknya yang telah bersama selama 50 tahun. Ini adalah bukti nyata bahwa cinta sejati mampu mengatasi segala rintangan.  Cinta bukan hanya sekedar perasaan, namun juga komitmen dan kepercayaan satu sama lain. 

Sebagai salah satu tamu dalam ulang tahun pernikahan tersebut. Saya menyaksikan sendiri tahun demi tahun selama Opa dan Oma di Kompasiana juga.

Selalu bersama, kemanapun. 
Selalu bersama, kemanapun. 

Kisah cinta Oma dan Opa menjadi inspirasi bagi saya dan banyak orang lainnya. Mereka mengajarkan kita bahwa pernikahan bukanlah sekadar perayaan cinta, tetapi juga sebuah komitmen untuk saling mendukung, saling menghargai, dan saling setia dalam segala kondisi.

Dalam era di mana hubungan antarmanusia seringkali bersifat sementara, kisah cinta Oma dan Opa mengingatkan kita akan pentingnya membangun hubungan yang kokoh dan abadi. Mereka adalah bukti nyata bahwa cinta sejati memang ada dan mampu bertahan melewati ujian waktu. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Sekali lagi, mengulang tulisan saya 9 tahun yang lalu, Pernikahan yang Bertahan adalah Warisan Berharga bagi Generasi mendatang. 

Saya terharu dan bersyukur mengenal Opa dan Oma. 

Salam hormat dan sayang

Maria Margaretha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun