Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kematian Prematur dan Penyakit Tidak Menular

29 Juni 2019   19:55 Diperbarui: 30 Juni 2019   03:15 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencoba alat deteksi risiko penyakit jantung. Alat berwarna warni yang menempel di tangan dan kaki saya itu merupakan bagian dari tes deteksi dini risiko jantung. Senangnya, saya sehat dan tidak berisiko.

Kampanye gerakan masyarakat hidup sehat ini diringkas dengan CERDIK yaitu, 

1. Cek kesehatan secara berkala
2. enyahkan asap rokok
3. rajin aktivitas fisik
4. diet seimbang
5. istirahat cukup
6. kelola stress

img-20190619-173026-259-5d175eb00d8230368a3dd612.jpg
img-20190619-173026-259-5d175eb00d8230368a3dd612.jpg
Pada hari Rabu, saya juga mengikuti kunjungan ke rumah sakit Pusat Jantung Nasional yaitu Rumah Sakit Harapan Kita. Dalam kunjungan ini ada dua nara sumber yaitu Dr dr Basuni Radi SpJP(K) sebagai Direktur Umum & SDM RS Harapan Kita, serta Dr Ade Meidan Ambari ApJP, FIHA, FAsCC sebagai kepala bagian Jantung.

Dalam pembukaan, dr. Basuni menjelaskan keberadaan RS Harapan Kita sebagai RS yang khusunya menjadi rujukan penyakit jantung sehingga disebut RS Tipe A. Selain itu RS Harapan Kita juga menjadi RS Pendidikan bagi dokter dokter yang ingin mendalami penyakit jantung.

Dr. Basuni kemudian menuturkan bahwa penyakit jantung adalah pembunuh yang tidak terlihat. Seringkali masyarakat mengira dirinya hanya sekedar masuk angin atau terserang angin duduk lalu meninggal, padahal sebenarnya jika ditelusuri adalah penyakit jantung.

Sekalipun RS Harapan kita adalah RS rujukan penyakit jantung, namun RS tidak selalu bisa menjadi pencegahan kematian. Karena hal penyakit ini banyak yang berakhirnya sebelum sempat mendapatkan pertolongan di RS. Hanya 27% pencegahan kemarian terjadi di RS.
Sebab itu dalam sesi kedua saat dr. Ade Meidan menjelaskan pentingnya edukasi pencegahan penyakit jantung.

img-20190619-wa0017-5d175ee70d82303f75422f23.jpg
img-20190619-wa0017-5d175ee70d82303f75422f23.jpg
Edukasi pencegahan penyakit jantung ini dilakukan dengan cara menjelaskan faktor faktor resiko penyakit jantung pada keluarga pasien maupun masyarakat di sekitar RS pada kesempatan kesempatan yang ada. 

Termasuk dalam temu blogger ini, demikian lanjut dokter Ade sambil tersenyum. Pencegahan penyakit jantung ini dibagi menjadi 4,1. Pencegahan Primordial yang dilakukan pemerintah melalui kementerian kesehatan yaitu pencegahan bagi orang sehat tidak berisiko agar tidak menjadi berisiko dengan cara sinergi dengan badan legislatif untuk perundang-undangan. Seperti eliminasi asap rokok dan pembatasan bahan makanan yang tidak sehat.

2. Pencegahan primer yaitu untuk orang sehat tetapi berisiko menderita penyakit jantung akibat pola hidup sendiri atau keluarganya. Asap rokok ini merusak bukan saja pada perokok tetapi juga pada orang orang terdekat perokok itu.

3. Pencegahan sekunder pada para penderita penyakit jantung agar penyakitnya tetap terkendali dan dapat hidup secara normal.

4. Pencegahan tersier yaitu pencegahan kematian dan usaha untuk mempertahankan kehidupan dengan pemasangan ring atau operasi bypass, dan kemudian mengembalikan penderita pada fase hidup normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun