Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Festival Film Bandung, Kembali ke Gedung Sate

25 November 2018   05:30 Diperbarui: 25 November 2018   05:57 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baru tiba di lokasi (dok. pribadi)

Setahun yang lalu, sebagai penikmat film saya berkesempatan menghadiri Festival Film Bandung di gedung Emtek, Indosiar Jakarta. Acara selama hampir 4 jam tersebut sungguh menghibur saya dan juga membuat saya semakin menikmati kreativitas seniman Indonesia melalui film. 

Tahun ini? Yiha... Sungguh senang saya mendapatkan 1 undangan sebagai perwakilan dari KOMIK bersama 2 kompasianers Bandung lainnya. 

Walaupun tidak diadakan di Jakarta, saya menikmati perjalanan ke Bandung dan menjadikannya liburan singkat berwawasan. 

Kompasianers Bandung bersama dalam Festival Film Bandung (dok. pribadi)
Kompasianers Bandung bersama dalam Festival Film Bandung (dok. pribadi)
Jam 12.20 saya sudah mencapai gedung Sate yang merupakan kantor Kang Ridwan Kamil dan di pelataran inilah acara akan digelar.  Karena undangan untuk dua kompasianers Bandung ada di tangan saya maka melalui pesan singkat saya mencoba menemukan kedua kompasianers tersebut. Siapa sangka, justru keduanya sudah ada dalam area acara. 

Bunda Intan Rosmadewi dan Teh Sugi sudah memasuki area walau tidak membawa undangan dengan mengatakan diri sebagai kompasianers. Dalam hati saya, wow... Jadi kompasianers keren yaaa.... 

Beberapa hal yang menyenangkan selain bertemu kawan kompasianers, adalah lokasi acara yang outdoor membuat sistem tidak seketat saat saya mengikuti festival film Bandung di Jakarta lalu. Di luar area, masih ada booth makanan dan minuman, dan mbak Sugi menyebutkan bahwa makanan dan minuman di Gedung Sate juga tersedia dengan harga terjangkau. Untung. Mengingat saat acara di gedung Emtek saya nyaris dehidrasi karena botol minum disita petugas dan mencari minum luar biasa jauhnya. 

Memasuki lokasi acara pukul 13.00 tepat, saya melihat kehadiran Gubernur Jawa Barat Kang Ridwan Kamil dan istrinya serta sejumlah pemain film dan kru film. Cuaca sedikit panas, walau ada beberapa tenda yang disediakan untuk undangan. 

Saya baru sadar bahwa undangan acara ini memiliki beberapa kelas, ada Premium dan Gold. Kami dari Kompasiana mendapatkan undangan Gold yang membuat kami berada di area strategis untuk menikmati acara. 

Pembacaan puncak acara Festival Film Bandung, Film Terpuji 2018 (dok. pribadi)
Pembacaan puncak acara Festival Film Bandung, Film Terpuji 2018 (dok. pribadi)
Festival Film Bandung ini memang saya katakan kembali ke Gedung Sate, karena menurut Kang Ridwan Kamil dalam sambutan singkatnya berharap bahwa Bandung dan Gedung Sate khususnya bisa tetap menjadi tuan rumah untuk tahun tahun mendatang. 

Sejumlah anugrah film terpuji diberikan dalam Festival Film Bandung ini. Setiap anugrah, kecuali penghargaan khusus memiliki beberapa nominasi. Berbeda dengan tahun lalu, pembaca nominasi dalam Festival Film Bandung kali ini, menurut saya kebanyakan adalah artis artis muda. Marshanda, Bunga Zainal, Samuel Rizal, Shandy Aulia, adalah nama nama sebagian pembaca nominasi. 

Saya paling senang dengan acara pembukanya yaitu tarian dan nyanyian dari penari dan pemain film yang sampai dua kali saya tonton karena serunya, Koki Koki Cilik. Kemeriahan tarian dan kehadiran pemain film Koki Koki Cilik ini membuat rasanya semangat dengan properti seperti wajan warna warni dan juga celemeknya, membuat saya seolah menonton film itu ketiga kalinya.

Dalam acara pembacaan nominasi, Morgan Oey, pemeran chef dalam Koki Cilik juga bersama Farras Fatik, serta Alifa. Ih greget banget deh. 

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Pengamat Festival Film Bandung menuliskan dalam majalah edisi khusus Festival Film Bandung, bahwa mereka mengamati 137 film nasional yang tayang di Bandung, walaupun secara keseluruhan ada 145 film nasional yang beredar, namun ada 8 film yang tidak tayang di Bandung.

Periode pengamatan adalah Agustus 2017-Agustus 2018. Secara kuantitas memang lebih banyak film nasional yang diamati daripada tahun lalu yang hanya 114 judul film. Sementara untuk serial TV dan FTV, terdapat 67 Sinetron dan 365 judul FTV yang diamati. 

Setelah 31 tahun Festival Film Bandung, memang predikat yang diberikan bukanlah terbaik, namun terpuji, sebab tujuannya adalah memberikan wawasan pada penonton film Indonesia yang bicara tentang Indonesia dengan kompleksitas manusianya. 

Orang Ketiga memboyong predikat serial film terpuji, berikut pemeran wanita terpuji (Marshanda) dan sutradara terpuji (Maruli Ara). Sementara pemeran pria terpuji serial TV diraih Aku Bukan Ustadz (Eza Gionino).

Untuk FTV, FTV terpuji diraih oleh My Trip My Adventure The Movie: The Lost Paradise  dari Transinema Picture, sementara FTV Lubang Tikus dari SCTV meraih pemeran pria terpuji (Miqdad Addausy)  dan sutradara terpuji (Kiki ZKR). Pemeran Wanita terpuji FTV diraih oleh Sebenarnya Cinta (Denira Wiraguna). Sementara, untuk penulis skenario terpuji FTV diraih Mengejar Impian (M Haris Suhud). 

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Film Bioskop Terpuji yang diumumkan oleh Gubernur Jawa Barat Kang Ridwan Kamil dan artis Maudy Koesnaedi, didapatkan oleh Film Sultan Agung yang juga meraih penghargaan pemeran film pria terpuji (Rio Bayu) Penulis Skenario terpuji (BRA Mooryati Soedibyo, Ifan Ismail, dan Bagus Pudjilaksono) serta Penata Artistik  terpuji (Edy Wibowo). 

Film Marlina si Pembunuh Dalam Empat Babak, meraih penghargaan dari pemeran utama wanita terpuji melalui akting Marsha Timothy dan penghargaan Penata Musik terpuji (Zeke Khaseli dan Yudhi Arfani). 

Film Koki Koki Cilik favorit saya hanya meraih penghargaan pemeran pembantu pria terpuji (Morgan Oey) walaupun dinominasikan dalam 4 penghargaan. 

Film Posesif meraih penghargaan pemeran pembantu wanita terpuji dalam akting Cut Mini yang menurutnya hanya 2 scene. Film The Gift mendapatkan penghargaan sutradara film terpuji (Hanung Bramantyol. Film Underdogs mendapatkan penghargaan Penata Editing terpuji film bioskop ( Ryan Purwoko), sementara film Kafir meraih penghargaan Penata Kamera terpuji (Yunus Pasolang). 

Sejumlah film lain yang sempat saya tonton dan cukup sukai walaupun masuk nominasi memang tidak membawa penghargaan, namun tetap saja senang melihat judul judulnya ditayangkan di layar, seperti Chrisye (1 nominasi, oleh Vino Bastian), Si Doel The Movie  (1 Nominasi, Penata Musik) dan My Generation (2 Nominasi, Penulis Skenario dan Penata Editing). 

img-20181125-wa0001-5bf9a78d677ffb63a94b6e65.jpg
img-20181125-wa0001-5bf9a78d677ffb63a94b6e65.jpg
Menikmati live acara Festival Film Bandung membuat saya semakin mengapresiasi perfilman nasional yang terus menggeliat dan berkontribusi dalam kinerja kreatif anak bangsa. 

Melihat apresiasi dan dukungan Gubernur Jawa Barat juga dalam Festival Film Bandung ini yang dengan kerennya naik motor membonceng Maudy sebelum membacakan penghargaan film terpuji membuat harapan perfilman Indonesia terus beraksi dan makin maju. 

Yuk dukung film Indonesia. Terus nonton dan nulis. 

Bandung, 25 November 2018

Maria Margaretha

PS: foto dan video dititip di 

IG: Mentari818 dan mariacinta margaretha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun