Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Lidah Aruna, Perjalanan Kuliner atau Drama

5 Oktober 2018   02:36 Diperbarui: 5 Oktober 2018   02:52 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makan bubur ayam, mengingatkan saya pada satu episode masa lalu. Waktu saya tiba di Jambi, saya kira saya ngga akan ketemu bubur ayam lagi. Tidak terkatakan senangnya saat tahu ada bubur ayam di Jambi. 

Kembali ke.....

Eh tapi, mas Meidy, foto dulu ya... Saya minta mas Meidy makan kue Ape sambil menunggu bubur ayamnya disiapkan. 

Actionnya mas Meidy menikmati kue Ape. 😀
Actionnya mas Meidy menikmati kue Ape. 😀
Kemudian sambil menikmati bubur ayam masing masing, kami berdiskusi mengenai kuliner berikutnya. 

Mas Yogi sebagai tim admin KOMIk yang menyertai kelompok kami menyampaikan bahwa di belakang tempat kami makan bubur ayam ada pujasera dengan menu Indonesia. 

Saat bubur tandas, ternyata keputusannya adalah.... Jalan aja dulu. Lihat apa yang kita nikmati nanti. 

3. Es Durian. 

Lha, kok? Ya. Durian adalah buah tropis. Cuma ada di Indonesia saudara saudara. Kalau ngga percaya, tanya Opa saya, Opa Tjip yang di Australia, adakah durian? Atau mbak Gagana yang di Jerman, adakah durian? Atau siapa yang Kompasianer yang tinggal di luar negeri, tanya deh adakah durian di sana? 

Jadilah kami membeli es durian ini. Bungkus saja. Karena jarum jam terus bergerak dan kami harus segera menyusul ke cinema 21 di Blok M square. Sambil berjalan, saya menikmati es durian saya. Sementara mbak Willy ternyata punya cara unik menikmati es durian. Katanya, biarkan saja sampai meleleh dan cari jadi tinggal glek. Saya sih manggut-manggut saja. 

4. Pilihan berbeda di Pujasera

Saat berjalan menuju pujasera yang diceritakan mas Yogie, kami melihat tukang kue cubit yang menjual kue laba laba. Tadinya mau juga beli. Tapi karena sepaket isinya 10, urunglah. Walaupun sudah sempat difotoin. Jadi kita beli satu kue laba laba yang hanya tinggal satu-satunya. Mbak Willy didapuk menikmatinya. Kata mbak Willy kue laba laba ini seperti biskuit rasanya. Eh?

Di pujasera, semula kami ingin menikmati pempek. Apa daya warungnya belum buka. Ya ampun.  Jam 11.30? Siomay Bandung? Sama saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun