Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pengalaman Menggunakan Tiga Aplikasi Transportasi Online Terbesar

7 Juni 2017   14:31 Diperbarui: 28 Maret 2018   10:58 18005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (Sumber: Tribunnews.com)

Mengevaluasi penggunaan aplikasi transportasi online, saya mendapati bahwa Grab adalah transportasi termahal, awalnya. Namun sejak Maret 2017, saya mencoba memanfaatkan Grab kembali, Karena sudah menggunakan nontunai, yaitu Grab Pay.  

Menggunakan Grab selama 3 bulan terakhir ini saya menemukan keluhan yang hampir sama dengan pengemudi Uber. Kemarin adalah peristiwa yang paling menjengkelkan saya. Pengemudi meminta pengertian agar saya cancel perjalanan sebab saya menggunakan GrabPay. Memang pengemudi tidak menggunakan kata-kata kasar, namun karena saya terburu buru dan sudah bela-belain telpon, bahkan bela-belain mau memberi tip, kalau ia cepat datang, saya kesal sekali. 

Saya adalah tipe penumpang, yang tidak pernah memberi tip. Bukan pelit sih. Saya kerja juga tidak ada yang memberi tip. Menurut saya, pegawai dan pengemudi transportasi online sebenarnya lebih enak pengemudi transportasi online. Pengemudi transportasi online bisa mencairkan pendapatan mereka seminggu sekali. Bagaimana kami pegawai? Suka tidak suka kami mendapat penghasilan hanya sebulan sekali. Bagaimana beli makan sebulan,transport kerja, bayar lain lain? 

Itulah sebabnya saya jarang memberikan tip, kecuali saya memang memiliki ada ekstra effort yang ditunjukkan pengemudi sehingga saya terkesan sekali. Jadi promopun saya tidak memberikan tip. Walau saya tak pernah lupa memberi bintang lima dan komentar terimakasih pada aplikasi. Mengapa? Karena pengemudi aplikasi pernah mengatakan bahwa bintang lima yang diberikan penumpang tidak dihitung server, jika tidak disertai ucapan terimakasih dan komen positif. 

Ketika dalam perjalanan, dengan mendengarkan dan bercakap cakap dengan pengemudi saya tahu bahwa, membatalkan perjalanan berpengaruh pada performa kerja pengemudi, (implikasi pada insentif/bonus) sehingga saya berusaha sedapat mungkin tidak membatalkan perjalanan setelah order. 

Kembali pada penggunaan aplikasi Grab, sepertinya setelah GrabPay saya habis, saya tidak lagi akan melanjutkan penggunaan aplikasi ini. Keluhan dan kekecewaan pengemudi adalah alasan utama bagi saya selain memang saya menemukan bahwa promo yang menguntungkan customer, menyusahkan pengemudi. Reward yang ditawarkan Grab pun tidak menggugah loyalitas saya, karena ternyatsaya pernah menukar reward untuk free ride IDR 5K saja tidak bisa digunakan. Apakah selamanya tidak mau menggunakan Grab? 

Mungkin sampai pengisian grappay dipermudah, dan promo bersifat otomatis, serta drivernya mendapatkan pembayaran lebih cepat sehingga tidak mengeluh atau complain pada penumpang lagi. Semurah-murahnya customer membayar, jelas bahwa customer membayar. Bukan gratis. Andaikanpun gratis, pasti karena memenuhi syarat dan ketentuan dari aplikasi. Sebagai cutomer saya berharap aplikasi tranportasi online dapat membahagiakan pengemudinya, sehingga pada ujungnya lahir customer yang loyal menggunakan aplikasinya.

Demikianlah pengalaman saya menggunakan tiga aplikasi transportasi online terbesar, adakah yang punya pengalaman serupa? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun