[caption caption="Foto bareng sebelum naik kereta"]
Setelah baterai HP lumayan terisi saya bergabung dengan teman-teman lainnya. Saat jam menunjukkan pukul 14.20, kami segera naik ke kereta menuju stasiun Tanjung Priok. Saat melewati Stasiun Ancol, yang baru beroperasi 4 hari, teman teman sempat mencoba mencari angle memotret, sayangnya sedikit yang berhasil. Akhirnya, tiba di stasiun Tanjung Priok pukul 14.45. Kami berkeliling, mengeksplore stasiun  Tanjung Priok.Â
[caption caption="Selfie lagi sama mas Joen dan mbak Windhu"]
[caption caption="Selfie dengan latar para Abang none di Stasiun Priok"]
Saya melihat bahwa stasiun Tanjung Priok ini sepi dan tidak banyak aktivitas. Dari 6 jalur tersedia, hanya 1 yang digunakan untuk penumpang. Menariknya saat kami tiba, ada sejumlah gadis cantik dan pemuda ganteng sedang difoto. Mereka mengenakan selempang abang dan none Jakarta Utara. Stasiun ini tidak banyak direnovasi selain dicat ulang. Penambahan sangat sedikit, sebatas pembatas besi. Satsiun ini memang disebut sebagai cagar budaya. Menurut petugas keamanan yang meluangkan waktu berbincang dengan kami, pada saat weekend, pengunjung stasiun ini hanya sekitar 500 orang. Masyarakat belum terlalu mengetahui keberadaan setasiun ini. Apalagi jika dilihat memang pintu masuknya agak tersembunyi. Jumlah perjalanan yang dilayanipun hanya 10 kali, 5 kali bolak balik Stasiun Kota - Stasiun Tanjung Priok.Â
[caption caption="Tolet di Stasiun Priok"]
Sebelum keluar dari stasiun dan melanjutkan jelajah kami menyempatkan berfoto lagi. Pastinya, karena pulang jelajah nanti kami tak mungkin menggunakan kereta lagi. Stasiun ini ditutup segera setelah kereta jam 17.50 menuju ke Stasiun Kota diberangkatkan.Â
[caption caption="Foto jelang keluar Stasiun Priok"]
Saya, Etha (Tangerang, 29 Juni 2016)
Â
Â