Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Laksan, Kuliner Palembang

30 Maret 2016   18:42 Diperbarui: 30 Maret 2016   18:52 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum acara Nangkring bareng, Sabtu, 26 Maret lalu saya bertemu seorang teman lama. Ya, kami sudah sekitar 8 tahun tak bertemu. Sejak saya meninggalkan Kalimantan Barat, Juli 2009. Teman mengajar di dusun Ngabang, Landak. Rupanya beliau saat ini mengajar di Lubuk Linggau. Beliau ini mau belanja kebutuhan perempuan seperti bedak2nya di Palembang, dan antusias bertemu saya lagi, saat tahu saya sedang ke Palembang.

Well, tadinya Pak Dues meminta putrinya menani saya menjemput Bu Guru teman saya ini. Tapi karena teman saya sudah tidak sabar mau bertemu saya, maka akhirnya dia Tiba di hotel saya dengan mobil sewaan. Maka saya minta diajak mencicipi makanan khas Palembang.[caption caption="Berbagi tulisanku di Kompasiana yang dibukukan pada teman lama di Hotel ku."][/caption]Saya mengincar Burgo. Ini nama makanan yang saya dapatkan di Museum sehari sebelumnya. Maka jam 6.45 mbak Febby yang cantik menjemput saya dan teman saya menjadi sarapan. 

Sayangnya, saya tidak mendapatkan Burgo. Namun saya menemukan Laksan. 

Laksan? Apaan tuh? 

Tadinya mengira bahwa laksan itu laksa. Cuma beda bahasa. Ternyata laksan itu memang kuliner khas Palembang juga.

Penampakannya, [caption caption="Laksan pesanan"]

[/caption]Jadi, laksan ini terbuat dari ikan dan tepung sagu yang diberi kuah santan. Kuahnya mirip dengan kuah lontong sayur. Sedangkan bahan laksannya seperti pempek, tetapi rasanya tawar, tidak gurih. [caption caption="Ayo cobain Laksannya."]
[/caption]

Saya sempat menanyakan pada mbak Feby, kenapa kuahnya tidak meresap pada laksan? Rupanya dalam pembuatannya, adonan laksan tidak disatukan dengan kuah. 

Kuah santan pada laksan terasa agak pedas, namun tetap kurang pedas sih di lidah saya, tapi enak. 

Sehabis makan laksan, lumayan kenyang. Setelah mengantarkan teman saya mendapatkan hotel, saya dan Mbak Feby meluncur ke lokasi Nangkring bareng. 

Ada yang mau coba Laksan? Hayo ke Palembang... Dijamin ga nyesel. Apalagi kalau guidenya cantik seperti guide saya ini.... Wkwkwk.

[caption caption="Guide saya yang cantik, Putri Pak Dues"]

[/caption]Salam hangat dari Jambi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun