Dayat menarik kepala ke belakang. Kok nadanya persis yang diucapkan Gina. Selain sebuatan Day yang sama sekali belum pernah dilontarkan oleh siapa pun sejak kelas sepuluh lalu. Hingga kelas sebelas sekarang.
“Aku kali ini mesti berterus terang. Kalau proyekku itu, hanyalah fiktif….”
“Maksudnya?”
“Ya, sebuah jebakan saja. Agar kamu ndeketin Gina secara jantan.”
Dayat masih bingung.
“Gina memang mengidolaiku….”
Dayat hati-hati. Masih menunggu.
“Sudah, nggak usah nyiksa kamu. Kasian. Gina itu sepupuku ….”
Aaaahhhh!
“Lupus, bener?”
“Iya.”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!