Menggunakan isu SARA? Juga biasa. Iya, dia disayang karena dekat. Sesuku. (Saya pernah jadi korbannya. "Ms. Maria itu diterima karena sesuku". huks. nyesek banget dah. Iya. Tapi belakangan orang yang ngomongin saya bilang, "yah, ms. Maria sih soal kerjaan memang oke. Sayangnya, secara personal kurang bisa akrab sama teman." Lha, kan saya di kantor buat kerja?)
Dia seagama. Makanya disayang. Menyebalkan begitulah. Lalu? Â
Nah, ini sebenarnya tidak menyenangkan, karena sebenarnya ada cemooh dari guru asing. Saya sempat mendengar sebuah pernyataan yang bahkan menggeneralisir semua guru lokal serupa. Semua guru Indonesia demikian. Apakah benar? Tidak juga. Saya pernah mengajar di desa, rekan kerja saya punya etos yang lebih baik.Â
Nah, lalu kalau guru Indonesia ketinggalan bagaimana?Â
Sekarang guru asing sudah banyak. Gaji murah pun ngga apa. Mereka bisa hidup irit karena akomodasi dan transportasi sudah terjamin, selama kerja. Mereka bisa kirim uang untuk keluarga, walau emosional, pasti mereka juga merasakan yang kita rasakan. Pisah sama anak gitu? Sedih dan perih pastinya.Â
Tenaga Indonesia dengan spesifikasi tenaga asing ini bukan ngga ada, tapi mereka lebih senang kerja di luar Indonesia. Lebih dihargai kan? Sementara tenaga lokal di Indonesia bisanya hanya mengeluh, nah, siap bersaing guru Indonesia?
Salam Senin Pagi,Â
Maria
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI