Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Jambi, kotaku kini

16 Juli 2015   08:03 Diperbarui: 16 Juli 2015   08:03 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yah, itulah hari pertama di Jambi. Supaya lebih afdol saya akan melengkapinya sampai 24 jam pertama, oke?

Sebagaimana saya ceritakan di awal, hotel kami tidak menyediakan sarapan, sehingga, saya memikirkan sahur untuk bu Lilis. Jam 2.30 saya terbangun dan membangunkan bu Lilis untuk sahur. Kami turun ke lantai 1. Ada penjaga malam di meja resepsionis. Uda yang manis ini juga tengah bersiap sahur, saat kami minta bantuannya membelikan sahur.

Jadi, walaupun tidak menyediakan sarapan, karyawan hotel ini sangat kooperatif memenuhi permintaan tamu. Bu Lilis memberikan tips yang sempat ditolak. Namun, bu Lilis pantang ditolak. Pengganti bensin katanya, dan Uda Erik menerima akhirnya.

[caption caption="Uda Erik dan saya. Trimakasih sahur barengnya ya."]

[/caption]Uda ini, saya susah mau hafalin lengkapnya. Dia lagi kuliah S2. Tapi, dia jaga malam di motel saya menginap 2-4 Juli. Dia bekerja di 2 tempat. Ia ramah dan juga senang bercerita. Ia pernah menjadi guru honorer di salah satu sekolah menengah di Jambi. Ia menunjukkan kelasnya memberi serve pada kami dengan baik. Jadi melayani dengan baik, melakukan yang terbaik adalah kelas seorang well educated. Kalau berpendidikan tapi tidak bisa melayani atau hanya asal dalam bekerja, yah... kelas kita hanya sedemikian. Trimakasih pelayanannya uda Erik...

Kami mengobrol sambil sahur bersama. Saya sendiri sepakat untuk memperpanjang tinggal di hotel J8 dengan pemesanan melalui TRAVELOKA 2 hari berikutnya. Bagaimanapun memastikan tempat tinggal selama di luar asrama adalah prioritas saya sebagai warga baru di sekolah tersebut. Kali ini kamar yang saya pilih adalah kamar standart yang ada di lantai 1 juga. Harganya 131 rb per malam. Perbedaan kamar ekonomi dan standar selain hal lantainya adalah fasilitas televisi dalam kamar. Kalau untuk saya sih, yang penting tidak naik tangga. 

Kesan saya 24 jam pertama di Jambi?

1. Penduduknya ramah. Mereka suka mengobrol dan tidak keberatan ditanya apapun tentang kotanya.

2. Kota ini setara dengan kota kabupaten di Jawa. Kata bu Lilis seperti di Cianjur. Terbayangkah? Suasananya sunyi setelah pukul 8 malam. Kata saya seperti kota kecil saya di Madura, Pamekasan. Sepi, dan nyaman jika kita tak suka keramaian.

3. Makanannya sesuai dengan lidah saya. Walaupun sempat bertanya tanya kenapa ya beli makanan selalu nasinya banyak sekali. Kata pak Thamrin Dahlan, warga asli Jambi, penanda kemakmuran Jambi.

Well, lets see. Ini cerita saya, 24 jam pertama di Jambi.

Salam hangat dari Jambi,

 

 

Maria Margaretha

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun