Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Hidup terus bergulir, kau bisa memilih diam atau mengikutinya, mengacuhkan atau mempelajarinya. Merelakan, atau meratapinya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lembar Terakhir Untukmu

26 September 2016   13:15 Diperbarui: 26 September 2016   13:25 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuhan yang tahu kemana cintamu

Kuingat suatu waktu

Kau nyanyikan untukku

Disertai pandangan itu

yang takkan habis kutempuh

jarak di antara titian makna

karena cinta tak perlu kata-kata,

bukan begitu?

Namun pantaskah bila masih kugenggam

Saat rapuh bertamu di sepinya malam

Saat ragu menepis harap yang ingin datang

cinta tak lagi begitu indah nian

Dan ini tak lagi menjadi penting

Karena janur kuning telah mengering

Maka aku harus melangkah

tak peduli susah pun mudah

Hidup tak pantas kubunuh disini

Tak perlu salahkan diri

perihal jalan yang telah kita pilih

Cinta tak harus miliki

namunku tak harus menjalani

Jadi kutitipkan selamat tinggal

di janur yang kini tertanggal

Bila pada malam jemu

kau jatuh merinduku

tak perlulah sendu

Karena sebagaimana aku

rindumu akan berlalu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun