"Ya, kamu benar. Tapi kalau kamu bisa memanfaatkan hartamu itu untuk keperluan anak-anak di luar sana yang ga punya rumah, untuk keperluan anak-anak yang terkena genosida, itu jauh lebih baik Jer. Kepribadianmu cukup baik untuk mengelola hal yang bisa kamu kelola, kamu hanya terlalu patuh pada seseorang di balik ini, Sha.
Kalian bisa melakukan hal lebih dari ini, lebih bermakna di hadapan semua orang dan lebih baik di hadapan Tuhanmu. Perbaiki semua masalah kalian, semuanya termasuk yang dapat menghentikan masa sekolahmu."
"Terima kasih nasihatnya, Chila Alverta. Tapi saya memprogram mereka agar menjadi anak patuh. Saya akui kata-katamu sangat dalam sampai hampir merubah kedua anak kebanggaan saya. Mereka harus menjadi bintang dari segala bintang, saya tidak mau anak saya bersama orang berkalangan rendah seperti kamu.Â
Saya memasukkan mereka di sekolah buntut itu, agar kalian tahu siapa rajanya. Siapa yang berkuasa disini!"
Tang
"Untung ayah kamu ga kayak gitu."
"Bunda!!" Chila memeluk erat bunda perkasanya, bersamaan dengan Tavi yang dipeluk oleh ayahnya.Â
"Peluk kami dong, Yah!"Â
"Chila!! Teman kamu, gilani!"Â
Tawa pecah ketika dua primadona itu bermain kejar-kejaran dengan ayah Chila. Sedangkan ayah kandung mereka, terpaksa di penjara. Selain mengembangkan cip yang tidak di setujui oleh pemerintah, ternyata ia juga mengambil hasil jerih payah uang rakyat dan mempergunakan uang tersebut untuk keperluannya.
Usha dan Jerry sepakat untuk membagikan lagi gaji rakyat, dan sisanya untuk membantu anak-anak di luar sana. Setelahnya Jerry dan Usha mengaku kejahatannya pada polisi, namun karena mereka terpengaruh oleh cip yang dipasang ayahnya. Akhirnya mereka tidak di jebloskan ke dalam jeruji besi.Â