Pernah ada waktu dimana setiap hari aku menulis diary tentang bagaimana kerinduan ku padamu. Aku cerita seperti orang gila di dalamnya tentang bagaimana aku menjalani hari-hariku di bulan Januari dan Februari.Â
(Diary itu sudah aku hapus.)Â
Jujur rasa sakit tetap masih ada, dan jujur aku tidak tahu bagaimana Tuhan membuat hati seorang manusia. Setelah semua ini, harapan itu terbesit masih ada.Â
Tapi ada begitu banyak hal dari luar yang mencemooh harapan tersebut. Aku tidak menyalahkan cemoohan ini. Karena pada dasarnya hal-hal yang dikatakan memang benar.Â
Sudah keterlaluan aku pada diriku sampai merendahkan diri sampai seperti itu. Sampai seolah-olah aku tidak hormat dengan Tuhan ku yang menciptakan diri ini.Â
Sakit, sakit banget...Â
Namun, setelah banyak kejadian berlalu di bulan Februari. Malah membuat ku yakin tidak ada yang salah dari keputusan ku.Â
Terimakasih atas pelajarannya....Â
Terimakasih atas kesakitannya....Â
Berbahagialah dengan orang baru pilihan mu...Â
Aku akan fokus memperbaiki diri dan improve diri guna masa depanku...Â
Ada banyak cita-cita yang harus aku wujudkan dan ada banyak harapan yang harus aku tanggung.Â
Aku tidak tahu bagaimana Tuhan merencanakan masa depan ku lewat qodar Nya. Tapi aku harap tidak ada kamu di dalamnya.Â
~ Terimakasih.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H