Mohon tunggu...
Faizin
Faizin Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar/Mahasiswa

"Untuk mengetahui masa lalu seseorang harus menemukan bukti yg ada pasa masa kini dan untuk mengetahui masa kini seseorang harus menyelam kembali ke masa lalu" (Anamofa, 2017) .

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menjaga Kelestarian Terumbu Karang sebagai Representasi Dalam Menjaga Ekosistem Laut

22 Februari 2022   19:51 Diperbarui: 22 Februari 2022   20:21 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut National Geograpich Indonesia menyebutkan bahwa sekitar 8 Juta ton sampah plastik masuk kelaut setiap tahunya. Lembaga Ilmu Pengetahan Indonesia (LIPI) menyebutkan bahwa pada akhir 2012 30% terumbu karang di Indonesia rusak parah dan bisa bertambah setiap tahunya. Data tentang kerusakan terumbu karang di Indonesia seharusnya menjadi "tamparan" bagi kita semua tentang bagaimana gawat daruratnya laut di Indonesia. Dan ketika hal ini terus dibiarkan akan menjadi bumerang untuk bangsa ini sendiri.

 Saya tidak akan menulis tentang inovasi tentang cara pengelolaan limbah sampah. Karena inovasi-inovasi tentang pengelolaan limbah sampah memang sudah banyak. Yang kita perlukan saat ini sebenarnya adalah merealisasikan bukan terus membuat inovasi yang tak terealisasikan.

 Inovasi memang penting, tapi ketika terlalu banyak inovasi dan tidak direalisasikan yah sama aja. Sudah banyak inovasi-inovasi yang telah dibuat oleh para pemuda bangsa. Inovasi tentang pengelolaan sampah dan inovasi tentang konsep pembuangan sampah misalnya. Seperti contohnya Gringgo, sampah muda, mallsampah, 

Angkuts dan Dispenser Mas Eco. Invoasi-inovasi tersebut berbentuk satu sistem, alat dan bahkan ada yang dituangkan lewat aplikasi dan web. Dan poin lucunya adalah 5 inovasi tadi sudah mendunia, bahkan sudah dibuat dan direalisasikan di negara lain. Tapi  apakah sudah direalisasikan di Indonesia?

 Isu tentang kerusakan lingkungan hampir setiap tahun di kampanyekan di Indonesia. Tapi hal ini masih belum benar-benar memiliki dampak yang signifikan terhadap perubahan perilaku individu di Indonesia dalam kaitanya tentang membuang sampah. Butuh semangat perubahan sosial yang tinggi dan kerjasama dari berbagai pihak dari masyarakat sampai pemerintah untuk mencapai tujuan Indonesia bebas sampah.

 Inovasi-inovasi yang sudah ada seharusnya segera terealisasikan. Jangan hanya di satu daerah saja tapi juga seluruh daerah di Indonesia. Selain itu pemerintah juga seharusnya benar-benar segera merubah proses pengelolaan sampah tradisional ke pengelolaan sampah moderen. Pengelolaan sampah yang dipilah terlebih dahulu baru kemudian diproses kembali. Bisa didaur ulang atau bahkan dijadikan sumber energi terbarukan.

Pengelolaan sampah di kota-kota di Indonesia sendiri kebanyakan masih menerapkan sistem angkat dan buang. Dan ketika sudah menumpuk kemudian bakar tanpa ada proses apapun. Padahal pembuangan sampah ke TPA ini sewaktu bisa menjadi bencana. Karena TPA sudah seperti bom waktu yang kapan-kapan bisa meledak. 

Sumber: exploringindonesia.com
Sumber: exploringindonesia.com

Hal ini persis seperti yang saya sampaikan diawal. Bahwa kita tidak butuh inovasi yang tak terealisasi. Tapi kita butuh perealisasian inovasi-inovasi yang sudah ada. Inovasi baru tentang penanganan sampah yang masuk ke laut itu bagus. Yang menjadikanya tidak bagus adalah tidak ada perealisasian-nya. 

Pemerintah dalam hal ini sebenarnya jangan hanya mengingatkan dan terus mengingatkan masyarakat tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Tapi juga membuat aksi nyata tentang penanganan sampah di Indonesia. Maksudnya adalah membangun pengelolaan sampah moderen diseluruh daerah di Indonesia. 

Bagai langit dan Bumi gambar sebelah kanan merupakan Sungai Yarra di Australia dan sebelah kiri merupakan pesisir pantai di Tuban Jawa Timur.
Bagai langit dan Bumi gambar sebelah kanan merupakan Sungai Yarra di Australia dan sebelah kiri merupakan pesisir pantai di Tuban Jawa Timur.

Kesimpulan

 Dari paparan penjelasan di atas kita dapat mengambil kesimpulan tentang bagaimana bahayanya membuang sampah di sungai terhadap ekosistem sungai dan laut. Karena tidak semua sampah dapat secara mudah terurai oleh alam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun