Mohon tunggu...
Anzilna Sakina
Anzilna Sakina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

sosial politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Global Power: Diam-Diam China Bangkit Menjadi New Global Power?

5 Juni 2023   09:05 Diperbarui: 5 Juni 2023   09:09 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:  abcnews.go.com

Selain itu, kepiawaian China dalam memperlakukan para investor asing dengan sangat baik membuat China menjadi primadona dalam hal penanaman modal asing.

Menilik kilas balik, pada 1987 China dikenal sebagai negara miskin dengan jumlah penduduk yang amat banyak. Mulai dari itulah, China mengubah ideologi negara melalui sebuah pernyataan yang dilontarkan oleh Deng Xiao Ping. 

Pernyataan tersebut menjadi cikal bakal peralihan ideologi sosialis komunis menjadi ideologi kapitalis dengan tetap mempertahankan ciri  yang telah lekat dengan China. 

Deng juga meyakini bahwa China dapat mengejar ketertinggalan atas negara-negara barat dan mencapai kemajuan dengan semboyan "menjadi kaya adalah terhormat". 

Pada tahun 2001 China bergabung dengan World Trade Organization (WTO), China kemudian mengganti sistem ekonominya dari factory to the world berbiaya rendah menjadi pemimpin global melalui teknologi canggih yang dihasilkannya. Melalui keberhasilan itu china memanfaatkan pendekatan diplomasi untuk menjadi partner perdagangan dan pembangunan utama bagi negara-negara berkembang di Afrika, Amerika latin, dan Asia.

Pada pidato duta besar Zhou Wenzhong di Georgetown University tahun 2005 lalu, dikatakan bahwa ada tiga hal yang ditekankan dalam membangun China. Pertama, teknologi sebagai kunci dari efisiensi perekonomian nasional. Kedua, daripada ideologi, perdamaian; pembangunan; dan menjalin kerjasama dengan berbagai negara lebih diutamakan. 

Ketiga, dalam pembangunan masyarakat sosialis dengan harmoni, perlu memperhatikan masalah pendidikan, kesehatan, kemiskinan serta pengangguran. Khusus penekanan pada poin kedua, dapat dibuktikan melalui sikap fleksibel yang diterapkan oleh China dalam setiap pendekatan pada berbagai negara di dunia. 

Saat negara-negara barat sedang fokus dan dalam keadaan tegang menyangkut dengan hal-hal terkait ideologinya yang terkesan kaku, China memanfaatkan kesempatan emas ini untuk melakukan pendekatan pada sejumlah negara yang sedang bersitegang dengan negara-negara barat. Terkait dengan hal ini, China mampu mengesampingkan ideologi demi tercapainya tujuan politik luar negeri, termasuk untuk memperluas relasi dalam bidang perdagangan internasional. 

Bahkan saat negara-negara barat menggelontorkan dollar dalam jumlah besar untuk dapat mengintervensi suatu negara, China justru sedang membangun perjanjian perdagangan, impor minyak serta bahan baku industri lainnya tanpa mencampuradukkan kerjasama tersebut dengan ideologi maupun isu politik yang sedang terjadi.   

Kemajuan ekonomi yang ditujukan oleh China nyatanya menimbulkan ketegangan, harapan awal yang diinginkan bahwa integrasi china dalam ekonomi global akan mengarahkan ekonomi dalam negeri menjadi liberal dan ekonomi di luar negeri menjadi modernisasi. Ekonomi dalam negeri diharapkan menjadi liberal guna meningkatkan hak individu atas hak milik sebuah usaha yang dinilai akan lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan sistem ekonomi lainnya. Sedangkan modernisasi yang diharapkan adalah agar negara-negara berkembang atau negara-negara miskin bergantung pada China.  

Selama dua dekade belakangan ini, China menunjukan perkembangan ekonominya dengan menjadi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Selain bidang ekonomi China juga menunjukan perkembangannya di bidang militernya yang telah mencapai kelas dunia. China berhasil menempati posisi ketiga dari 145 negara yang dipertimbangkan untuk analisis Global Firepower (GFP) dengan jumlah tentara 915.000 tentara aktif yang dipersenjatai dengan persenjataan berteknologi modern dan lebih canggih dari senjata sebelumnya. Meskipun jumlah tentara di China lebih banyak dari jumlah tentara di Amerika Serikat, kekuatan militer China tetap berada dibawah kekuatan militer Amerika Serikat dalam bidang keterampilan dan persenjataan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun